Lihat ke Halaman Asli

Santry Yosefa

Mahasiswa

Maraknya Kasus Pernikahan Dini Karena Adanya Anggapan Bahwa Melakukan Pernikahan Dini Suatu Hal yang Menyenangkan

Diperbarui: 13 Mei 2024   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernikahan dini atau pernikahan di usia muda sudah menjadi hal yang biasa di zaman moderen ini, bahkan pernikahan dini sudah menjadi suatu trend di Indonesia. Pernikahan dini dikatakan sebagai suatu trend di Indonesia karena banyaknya kasus anak remaja yang melakukan pernikahan dini dan menganggap pernikahan dini itu suatu hal yang menyenangkan bahkan ada pasangan yang melakukan pernikahan dini karena perjodohan dari kedua orang tuanya, untuk menghindari zina karena gaya berpacaran anak muda yang sudah diluar batas wajar, bahkan adapula yang melakukan pernikahan dini karena hanya ingin tenar atau mendapatkan popularitas semata.


Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak anak atau remaja yang berusia dibawah 19 tahun. Kasus pernikahan dini di Indonesia banyak terjadi karena adanya anggapan bahwa pernikahan dini adalah suatu hal yang sangat menyenangkan seperti dalam drama Korea ataupun di dalam novel-novel remaja romantis. Miris, karena adanya drama ataupun novel romantis tentang percintaan sangat memberikan dampak yang cukup mengerikan bagi remaja di zaman moderen ini. Sedikit kita melihat kebelakang bahwa banyak sekali perbedaan remaja masa lalu dan remaja masa sekarang. Seperti yang kita ketahui juga kasus kasus pernikahan dini remaja masa lalu itu hanya karena dijodohkan, tidak seperti remaja di zaman sekarang ini yang menjadikan pernikahan dini sebagai sebuah trend.


Pernikahan dini bukanlah suatu hal yang menyenangkan, nyatanya tidak semua pasangan muda rumah tangganya berjalan mulus seperti dalam drama Korea ataupun dalam novel novel romantis. Hal ini berbanding terbalik dengan anggapan anak remaja yang menyatakan bahwa pernikahan dini adalah suatu hal yang menyenangkan. Hanya sebagian pasangan muda yang bisa mempertahankan rumah tangganya dan lebih dari itu pasangan muda memilih untuk melakukan perceraian.   Pasangan muda memilih untuk melakukan perceraian disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : adanya konflik antara pasangan yang tidak bisa diselesaikan, karena seperti yang kita ketahui bahwa pasangan muda memiliki keegoisan yang tinggi sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangganya sendiri dan memilih untuk berpisah atau bercerai. Tidak hanya itu faktor lain yang menyebabkan perceraian adalah KDRT dan masalah ekonomi keluarga.


Pernikahan dini bukanlah suatu hal yang menyenangkan seperti dibayangkan karena membangun sebuah rumah tangga bukanlah hal mudah, apalagi membangun rumah tangga pada pasangan yang usianya masih dibawah umur. Banyak sekali kasus kasus perceraian yang ada di Indonesia bahkan ada yang sempat viral di sosial media dan mendapat banyak kritikan dari para warganet. Akibat dari kasus perceraian, menyebabkan terganggunya mental pada anak-anak dari pasangan muda, dimana anak-anak mereka tidak bisa mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya, sehingga dari kasus perceraian ini banyak ditemukan kasus bahwa anak-anak yang broken home atau keluarganya tidak utuh cenderung lebih sering melakukan tindakan menyimpang dibanding dengan anak anak yang memiliki keluarga yang utuh. Tindakan menyimpang dari anak anak yang broken home salah satunya adalah terjerumus dalam pergaulan bebas, nah akibat dari pergaulan bebas inilah yang memicu terjadinya sesuatu yang tidak diingkinkan dan bisa saja mereka mengikuti jejak kedua orang tuanya seperti melakukan pernikahan dini.


Selain beranggapan bahwa melakukan pernikahan dini adalah suatu hal yang menyenangkan, para remaja juga melakukan pernikahan dini karena ingin menambah popularitasnya di dunia hiburan, ingin dikenal banyak orang dan mencari pekerjaan atas popularitas yang dimilikinya. Hal ini sangat disayangkan karena di usia yang masih sangat muda mereka memilih untuk menikah karena ingin menjadi terkenal, namun setelah dikenal banyak orang mereka lalu bercerai. Hal seperti ini sudah banyak terjadi di indonesia dan sampai saat ini belum adanya solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.


Pernikahan bukanlah hanya sekedar ajakan semata untuk membangun rumah tangga bersama orang terkasih, tetapi pernikahan itu adalah sebuah tanggung jawab dan komitmen dua orang untuk menjalin hubungan yang serius sampai akhir hayatnya. Oleh karena itu persiapkanlah diri untuk melangsungkan pernikahan secara matang agar terhindar dari kasus yang mungkin tidak kita inginkan sebelumnya dan kita harus bisa menjadi seorang pribadi yang mempunyai komitmen serta tekad yang besar dalam menjaga diri agar terhindar dari hal hal yang dapat menganggu kehidupan dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline