Lihat ke Halaman Asli

A Muntaha Afandie

Berkelana di padang kata dan samudera makna

Purifikasi

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13256542422026255352

udara musim semi berhembus halus aku duduk di kantin menikmati segelas cappucino dan sepotong kibdah sambil membaca arsip berita tiba-tiba aku melelehkan air mata melihat keganasan dan kebiadaban atas nama agama kami memang generasi bebal mengantuk terun-ayun oleh kejayaan islam di masa silam kami tidak mampu meresapi intisari emanasi samawi tidak pula memahami pesan-pesan nabawi namun, kami selalu bertindak atas nama agama dan mengklaim kebenaran tunggal kawan, islam terlanda gelombang zaman yang suram spirit kerahmatan lil alaminan islam terhempas klaim semu pemurnian agama atas quran dan sunnah tapi aku berusaha keras menggunakan otak waras dan telinga agar selalu menjaga dan mendengar suara langit yang membisikkan menjaga ajaran islam toleran biar pun tersingkir ke sudut yang asing agama seperti ranting kering yang dibakar menyalakan api permusuhan oleh semangat beragama yang berlebihan awal semuanya terjadi atas nama purifikasi yang mencangkok mazhab salafi yang bertolak-belakang dengan ajaran nabi ooh, sampah purifikasi ooh, doktrin sempit quran-sunnah yang tak tentu arah buat agama jadi tak punya rupa erosi agama tampak di depan mata : kekerasan berkedok agama ada di mana-mana gereja dibom, jamaah shalat jumat dibom, tempat-tempat hiburan dihancurkan hotel dibom semua atas nama mitos imbalan bidadari bagi para pengantin tuhan di surga nanti Libya, musim semi 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline