Lihat ke Halaman Asli

muhammad abdul hakim

desainer grafis dan penulis buku

Membaca Ruang Sejarah

Diperbarui: 4 September 2022   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar:https://unsplash.com

لَنْ يَصْلُحَ آخِرَ هَذِهِ الْأُمَّة إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا

"Generasi akhir umat ini tidak akan kembali jaya, kecuali dengan apa-apa yang telah mengantarkan kejayaan generasi awal". Imam Malik radhiyallahu 'anhu

Menelisik perjalanan umat Islam masa silam tak ubahnya melihat sebuah cermin sebagai indikator kemajuan atau kemunduran umat Islam saat ini. Sisi lain dari sejarah yang selalu mengundang intuisi pembaca untuk sekadar membaca atau mengambil pelajaran dari potret masa lalu. Hal itulah yang mengawali perjalanan perpustakaan dalam tulisan kali ini.

Keberadaan literatur kuno atau manuskrip hasil buah pemikiran para cendikiawan terdahulu sebelum munculnya percetakan (seperti saat ini) merupakan hal yang sulit untuk ditemui. Tak jarang untuk memiliki kitab-kitab kuno harus mengganti dengan nilai yang tinggi. Selain jarak tempat penyalinan yang jauh dan membutuhkan waktu perjalanan yang cukup panjang, kitab-kitab tersebut disalin secara manual, lembaran demi lembaran sampai terhimpun menjadi satu kitab utuh dengan bilangan jilid tertentu.

Berangkat dari kenyataaan tersebut, muncul sebuah wacana dari sekelompok orang yang memiliki kemampuan finansial dan kepedulian terhadap nilai ilmu pengetahuan pada zaman tersebut untuk mendirikan sebuah tempat dengan koleksi berbagai kitab sebagai sumber khazanah intelektual yang lazim kita sebut saat ini sebagai perpustakaan. Tampillah Khalid bin Yazid dalam panggung sejarah Umat Islam pada tahun 85 H sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan perpustakaan Islam.

Selang beberapa masa berikutnya, muncul berbagai jenis perpustakaan baik pribadi maupun milik umum yang tersebar di berbagai wilayah Islam. Perpustakaan dengan jumlah puluhan atau bahkan ratusan menjadi tempat kondusif bagi kelahiran ulama-ulama klasik dan saintis Islam terkemuka seperti Al Ghazali, Al Kindi, Ibu Rush, Al Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Haitam dan lainnya.

Periodesasi Era Perpustakaan

1. Era Perintisan Perpustakaan

Era perintisan perpustakaan dimulai pada saat Nabi Muhammad rmemerintahkan para sahabatnya untuk melakukan penulisan Al-Qur'an sebagai wahyu. Perintah ini direalisasikan dengan mengangkat 44 sahabat sebagai penulis Al-Qur'an, beberapa diantaranya: Sy. Abu Bakar as-Shidiq, Sy. Umar bin Khattab, Sy. Ali bin Abi Thalib, Sy. Muawiyah bin Abu Sufyan, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab dan Khalid bin Walid, dll. Penulisan Al-Qur'an masa itu dilakukan dengan pendektean langsung oleh Rasulullah r. Hasil penulisan para sahabat yang diabadikan dalam bebatuan tipis, pelepah kurma, kulit dan tulang disimpan di dalam rumah Rasulullah r. Hal lain yang muncul sebagai stimulus perintisan perpustakaan adalah perintah Rasul r kepada para kafir Quraisy yang menjadi tawanan perang Badar untuk mengajari anak-anak muslim Madinah membaca dan menulis sebagai tebusan kebebasan mereka.

2. Era Pembentukan dan Pembinaan Perpustakaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline