Lihat ke Halaman Asli

Kang NAS

Penggemar puisi

Puisi dan Cinta

Diperbarui: 4 Agustus 2021   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi ini terbuat dari mata danau yang bisa kau selami seliat susu dalam lipatan. Suatu waktu, kau membacanya. Bibirmu pagi. Aku terpana seolah hendak menggigit lentik embun ujung daun.

Puisi ini terbuat dari rambut pantai yang menjejakkan kaki pada buih yang tersapu ombak. Saat itu, langkah kakimu perdu. Seperti membaca sepi saat lentera padam di persimpangan hati.

Puisi ini sama saja dengan cinta. Keduanya tak menyediakan kitab tafsirnya. Namun aku ingin mengeja abjadnya di setiap detak jantungmu.

SIDOARJO, JULI 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline