Lihat ke Halaman Asli

Dia Terpesona

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya aku melihatnya seperti biasa-biasa saja, maklumlah dia adalah pacarku yang masih berdandan biasa-biasa saja dengan memakai bedak ala kadarnya. Seperti bedak dan sebagainya, kalau pun aku lihat setiap hari itu jika dia mulai berkeringat maka sejak dari itulah dia mulai kelabakan mengurusi semuanya. Benar-benar merepotkan, dan saya yang sebagai pasangannya merasa kualahan juga. Mulai dari mengipasinya, mending kalau di tempat yang sepi seperti di rumah, di taman bermain, di tempat makan, tapi kalau sudah di tempat umum seperti halte, kampus, dan zona mall itulah yang membuatku cepat-cepat melangkahkan kakiku dan kakinya agar segera pergi dari rungan publik itu. Meskipun begitu, aku tetap sayang pada pacarku. Karena sang pacar tak menuntut apapun darinya dengan berlebihan. Suatu ketika aku melihat-lihat pameran baju di tv, aku heran mengapa tata riasnya begitu rapi dan elegan? Berawal dari sanalah kemudian aku mencoba untuk mencari informasi, dari manakah mereka mendapatkan bahan-bahan dan alatnya untuk bertata-rias secara elegan itu. Aku yang menginginkan pacarku seperti artis, tak cukup jika hanya mendapatkan informasi dari internet saja. Aku mencoba untuk mencari informasi dari kawan-kawanku yang ada di kampus.

Nah, kini aku temukan BB  Cream yang sebenarnya specialis untuk wanita. Namun aku yang sering di panggil dengan sebutan "cowok metro seksual" itu tak malu-malu untuk bertanya kepada semua teman-temanku yang berjenis kelamin wanita tentunya. Banyak teman-temanku yang merefensikan selain BB Cream, tapi aku kurang yakin. Karena selain BB Cream, semuanya harganya murah. Aku takut kalau barang tersebut murahan, jadi aku harus selektif untuk memilihkan tata-rias untuk pacarku tercinta itu. Aku selalu berkata pada pacarku, 'kau cantik sekali sayang, tapi bagian rona pipimu itu tak seindah kemarin.' Padahal aku sedang menginformasikan padanya kalau tata-riasnya itu kurang maksimal. Semoga saja dia akan berfikir ke arah sana.

Dulu sewaktu aku masih SMP sebenarnya aku ingin sekali masuk ke SMK jurusan tatarias, tataboga, ataupun desainer. Namun entah mengapa aku tiba-tiba mengurungkan niatku untuk ke sana. Mungkin karena ajakan dari teman-temanku dan pengaruh dari orang tuaku tentunya. Padahal aku begitu menyukai pekerjaan desainer itu, aku juga suka menonton infotaiment artis yang membahas tentang bagaimana dia mengatur penampilannya melalui tata-rias. Aku jadi ngiri ketika banyak teman-temanku yang sekarang sudah bekerja dan aku masih kuliah. Mereka sudah mengambil jalan hidupnya masing-masing dengan apa yang mereka sukai, sementara aku yang sekarang masih terjebak dengan segala aktivitasku sebagai mahasiswa. Namun berawal dari sana, aku mengerti bahwa pilihan itu adalah ujung tombak dari semua cita-cita kita. Kita pun harus menghargai pula dengan semua apa yang kita ambil.

Ketika aku mengenal Siska yang kini menjadi pacarku, aku jadi sering memikirkan kecantikannya itu. Aku sungguh beruntung karena bisa banyak belajar darinya, walaupun dia tak melakukan pengajaran padaku. Namun dari memperhatikannya saja aku banyak mendapatkan pelajaran darinya. Dia yang dulu memakai bedak untuk riasan wajahnya itupun kini berubah drastis sejak memakai BB Cream itu. Walaupun aku hanya seorang laki-laki tapi tidak ada salahnya kan untuk merawat diri seperti apa yang dilakukan oleh pacarku itu. Pacarku pun sering mengingatkanku manakala saat aku baru sampai di kampus, wajah dan rambutku yang masih belum segar membuatnya sedikit kesal. Karena dia tak mau melihatku dengan keadaan yang seperti itu, aku jadi bersemangat untuk menjaga dan merawat kondisi penampilanku terutama dengan tatarias perawatan wajahku.

Kalau hanya dengan mencuci muka itupun aku rasa belum cukup. Harus ada perawatan yang lebih dari itu, misalnya dengan menggunakan BB Cream. Awalnya aku memakai duluan BB Cream itu, bukannya pacarku duluan. Mengapa bisa begitu? Ya, anda sudah tahu kan kalau aku 'cowok metro seksual.' Aku dengan percaya dirinya berjalan di koridor di kampusku yang pada saat itu sebagian besar mahasiswi sedang duduk santai disana, terpukau dengan penampilan baruku. Kamu segar sekali hari ini, habis minum obat ya. Begitulah sebagian besar teman-temanku yang bertanya padaku. Kebetulan hari ini pacarku tidak berangkat, karena tidak ada jadwal kuliah. Aku harap isu hari ini akan menyebar ke telinga pacarku itu. Aku dengan sengaja berjalan ke kantin, yang padahal jika hari biasanya aku sangat jarang sekali pergi ke kantin kecuali jika ada ada yang mau mengajakku ke kantin yang berada di dalam kampus.

Keesokan harinya, pacarku menelepon. Katanya, aku harus menemuinya di kantin. Kali ini sepertinya usahaku berhasil untuk menyakinkannya untuk segera mengganti tata-riasnya itu dengan yang baru seperti apa yang sedang aku pakai ini. Namun tak disangka-sangka ternyata bukan seperti itu. Dengan wajah cemberutnya dan wajah yang penuh dengan penasaran menatap wajahku yang masih membisu. Mengapa kau tak bilang dari dulu, apa kau menganggapku sebagai pelampiasan semata? Saat dia mengatakan hal yang seperti itu aku merasa aneh dan tak mengerti tentang apa yang ditanyakannya sekarang. Mengapa dia berkata seperti itu dengan tiba-tiba. Sebenarnya apa yang telah dikatakan oleh teman-temanku itu tentangku kemarin? Sayang aku tak pernah berbohong padamu, aku pun tak pernah menyia-nyiakan semuanya. Termasuk cintaku padamu, mengapa kau tak mengerti juga? Sayang kalau kau ada sesuatu ceritakanlah, aku siap untuk mendengarkanmu sebaik-baik mendengar sayang. Aku tak ingin berpisah dengan kamu, karena aku sungguh mencintaimu setulus hatiku. Jika aku punya salah, maafkanlah. Sok aku dengarkan semuanya.

Aku sedikit gugup ketika dia akan mengucapkan beberapa kata, aku takut dia akan memutuskan aku. Meski kamu ganteng, tampan, dan banyak diidolakan oleh semua wanita, tapi tolong jangan jadikan aku sebagai pelampiasanmu bang. Sebenarnya abang homo sejak kapan? Ketika dia mengatakan kata itu hatiku seperti dicabik-cabik olehnya, betapa tidak seorang pria yang tulus mencintainya. Mengapa dibalas dengan hal yang seperti ini, bagiku ini sangat tidak adil. Namun aku yang memiliki perasaan sayang padanya lantas aku tak mengungkapkan apa yang sedang aku alami itu. Aku berusaha menghela nafas sebentar, dan aku tak langsung menjawab pertanyaanya. Terlebih dahulu aku meminum air dingin untuk mendinginkan hatiku yang sedang terbakar-bakar seperti ini.

Sayangku, dari mana kamu bisa mengatakan itu semua? Tanyaku pada Siska yang sekarang masih sebagai pacarku, dan aku harap dia takkan putus dengaku hanya gara-gara kesalah fahaman ini. Sayang, ceritakanlah apa yang kau dengar itu. Biar aku tahu semuanya, pacarku yang penasaran itupun langsung menceritakan semuanya. Aku yang mendengarnya jadi merasa ingin segera mengatakan sesuatu, namun aku masih berupaya untuk mendengar semua apa yang dia dengar itu sampai dia selesai bicara. Itulah sayangku, apa kau itu memang seperti itu. Jika kau memang benar seperti itu sebaiknya hubungan kita sampai disini saja, aku tak mau berpacaran dengan orang macam sepertimu. Sungguh sayang aku bukan orang yang seperti itu. Aku seperti ini untuk mau saingan dengan kau sayang, aku terlihat lebih cantik darimu kan? Sambil tersenyum aku mencoba menggodanya. Jadi apa yang mereka katakan itu semuanya palsu? Iya sayang, percayalah pada kekasihmu yang baik hati ini, sambil tersenyum aku menggodanya lagi. Baiklah aku percaya, habis sayang juga yang memakai make-up dengan tata-rias yang biasa di pakai oleh perempuan. Aku kan jadi malu, kalau berpacaran dengan wanita juga. Bisa-bisanya seorang Siska, jeruk makan jeruk. Itukan tidak mungkin sekali.

Ya sudahlah, kita tak usah memperdulikan semua omongan orang lain. Lebih dari semua itu kita harus menyatakan sikap untuk saling percaya diantara kita, agar kita tak lagi mengalami kesalah pahaman seperti ini. Ya maaf deh aku yang salah juga, karena sudah mengatakan hal yang tak penting ini padamu. Tapi goresan wajah pesona kamu itu keren sekali. Boleh ya Siska nyoba iyakan sayang? Aku tak menceritakan alasanku untuk memakai BB Cream itu padanya, dan akhirnyaaku bisa meyakinkannya dengan baik sambil menyarankannya secara tak langsung. Benar-benar taktik yang sangat memuaskan dan tepat sasaran. Sayangku, sebagai tanda maafku. Aku traktir abangku ini sepuas-puasnya makan disini. Apa benar kau akan mentraktir abangmu ini? Biasanya kan kau lari, kalau sudah ditagih billnya. Tapi ini asli, aku akan bayar.

Dengan perasaan senang aku segera memesan makanan yang banyak ke pelayan kantin. Ah abang curang, masa semua makanan di pesan semua? Loh katanya mau mentraktir abang, tapi masa begini saja kok ngeluh? Tapi kan tidak berlebihan begini juga kan sayang? Iya deh abang tidak jadi pesan. Padahal aku sedang lapar-laparnya, tapi demi cinta dan sayangku itu aku menuruti apa yang diinginkannya. Sayang, memang aku ini keren sekali ya? Sebenarnya tidak terlalu keren juga, tapi kerenlah sedikit dibandingkan kemarin-kemarin. Memang dirimu itu pakai apa? Pakai BB sayang. Loh kok BB? Itukan merek handphone aku, apaan bang Siska lagi serius ini. Maksud abang, mereknya BB Cream, yang sudah abang pakai baru satu hari, tapi sangat berbeda dan berhasil sekali. Baiklah nanti setelah makan, belikan aku produk dari BB Cream ya sayang. Aku yang sudah memakan makanan dari hasil traktirannya itu kini akan menuai getahnya juga ujung-ujungnya. Namun karena aku sayang padanya, aku pun rela untuk membelikannya itu, asalkan dia akan menjadi lebih cantik dari sebelumnya.

Ketika satu hari baru dia memakai BB Cream langsung terlihat perbedaannya. Dahulu dia sangat terlihat tebal make-upnya, namun setelah dia memakai BB Cream kini wajahnya semakin mulus, indah, dan berseri terpancar dari wajahnya sangat anggun. Aku terkagum-kagum dengan pesona wajahnya sekarang. Aku jedi semakin sayang padanya, aku tak ingin pergi darinya walau hanya sekejap saja aku takkan mau. Katika aku memandangnya aku merasa sangat sayang padanya. Lalu pacarku itu berkata padaku, sayang kenapa kau jadi selalu memandangiku seperti itu? Itu karena wajahmu menjadi cantik menawan, aku seperti sedang memandangi seorang bidadari yang turun dari langit. Wajarkan jikalau pacarmu sendiri yang selalu mandangimu setiap waktu, dari pada memandangi wanita lain kan? Aku seperti sedang bermimpi untuk tetap memandangimu selalu itu, dan akhirnya kini menjadi kenyataan dan kau seperti bidadariku. Seketika itu juga dia merasa dimabuk kepayang oleh rayuanku yang super gombal. Tapi itu semua aku lakukan dengan ketulusan yang disertai kejujuran, bahwa wajahnya memanglah cantik dan memikat hatiku itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline