Lihat ke Halaman Asli

Jokowi, Manusia Biasa

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya mengenal sosok Joko Widodo dari media massa. Kemunculannya, maaf, seperti sebuah 'iklan komunikasi massa'. Dari seorang Wali Kota Solo, yang saya kira dikenal dunia juga melalui 'media komunikasi massa', yang kemudian menjadi tokoh Wali Kota terkemuka di mata internasional. Namanya kemudian mencuat, gemilang, seperti tanpa cela.

Banyak yang kita lupakan tentang penokohan manusia. Misalnya, sifat dasar manusianya itu sendiri. Yang seringkali terbuai oleh 3 hal, tahta, harta, dan wanita.

Pernah membaca, atau barangkali mendengar, bahwa Joko Widodo sebagai manusia, menurut istrinya, dan juga diamini ibunya sendiri, adalah seorang yang keras kemauannya. Menurut istrinya, 'ngeyel'. Kalau menurut ibunya, Joko Widodo remaja bahkan sampai tidak mau sekolah untuk beberapa lama, karena tidak berhasil lulus ujian masuk SMA favorit di kotanya.

Dalam beberapa wawancara, Joko Widodo memang terlihat 'sangat' percaya diri, saat mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, juga saat Pemilihan Presiden tahun lalu.

Saat ini Joko Widodo kembali menjadi sorotan, ketika dengan gagahnya tetap mencalonkan seorang tokoh kepolisian yang diduga 'bermasalah' untuk menjadi Kapolri, tanpa mengindahkan masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun PPATK.

Dan terlihat lagi, betapa 'ngeyelnya' sang Joko Widodo ini. Seperti tidak pernah belajar, bahwa tidak semua keinginan manusia bisa menjadi kenyataan. Seperti tidak merasa, bahwa dirinya bukan hanya punya 'lovers', tapi juga punya 'haters'.  Seperti lupa, bahwa kedudukannya sendiri juga tidak akan abadi, jika yang menjadi pemikirannya hanyalah 'kekerasan hati' atau 'kepentingan golongan', para penyanjungnya bisa saja berubah menjadi 'haters'.

Pukulan telak bagi seorang Presiden bernama Joko Widodo, ketika pilihannya untuk jabatan Kapolri, ternyata adalah pilihan yang tidak tepat. Kalau saja Joko Widodo berada di ring tinju. Maka saat adu jotos, dan ia sedang berada di atas angin, sebuah pukulan telak menohok rahangnya, sehingga iapun limbung. Apakah Joko Widodo sebagai petinju dapat diselamatkan oleh bel tanda ronde usai? Atau ia akan terus menerus kena pukulan bertubi-tubi? Atau ia seorang petinju tangguh yang sanggup bertahan sampai pertandingan usai?

Jabatan, harta, hanyalah titipan Yang Maha Kuasa.                                                                                                Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan (QS. 'Ali`Imran: 109)

Kebohongan, ketidakjujuran, serapat apapun manusia menutupinya, Allah Maha Tahu.

A wa laa ya'lamuuna annallaaha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun.                                                         Tidakkah mereka mengetahui  bahwa Allah mengetahui apa yg mereka sembunyikan dan apa yg mereka nyatakan (al baqarah : 77)

Wahuwa aliimum bidzatish shudur.                                                                                                                                                     Dan Dia mengetahui segala isi hati . (al hadid :6)

Lalu, hari ini, sore ini, DPR memutuskan akan melanjutkan fit and proper test, walaupun KPK sudah jelas menyatakan Sang Calon adalah Tersangka Korupsi yang ditengarai punya rekening 'mencurigakan' sejak  tahun 2006. Dan Sang Calon pun menyatakan masalahnya sudah diklarifikasi tahun 2010 oleh Bareskrim Polri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline