Lihat ke Halaman Asli

Berbincang Sambil Belajar: Geret Para Remaja, Wujudkan Garda Pencegahan Penyebaran Hoaks

Diperbarui: 2 Januari 2022   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

(17/12) - Semasa pandemi berlangsung, sebuah informasi terus menjadi pusat perhatian bagi para pengguna media sosial, terlebih berita mengenai perkembangan kasus covid-19.

 Banyaknya sumber berita dan topik mengenai covid-19, dengan sebuah judul yang beraneka macam, membuat para pembaca tertarik untuk menyebar luaskan. Tak hanya topik mengenai covid-19 saja, hampir segala berita maupun tulisan yang beredar di media. 

Namun, hal ini ternyata dapat menjadi suatu dampak negatif, lantaran masih banyak pengguna media sosial yang belum mengerti cara membedakan sebuah berita yang valid dengan berita hoax.

Hal ini juga dirasakan dan dialami oleh para kalangan remaja usia SMP-SMA yang berada dalam naungan program belajar SRK (Solidaritas Relawan Kemanusiaan) yang juga merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan berada dalam pengawasan Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS).  

Oleh karenanya, perlu adanya sebuah edukasi yang tepat mengenai cara membedakan berita valid dengan berita hoax. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan?

Dokpri

Dalam sosialisasi edukasi ini, SRK bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media (FIKOM) Universitas Ciputra Surabaya memberi wawasan terhadap pentingnya memahami sebuah berita hoax. 

"Tujuannya agar para remaja disini dapat belajar dan tak hanya menjadikan media sosial sebagai hiburan di kala jenuh dengan tugas sekolah, namun mereka juga bisa belajar dan mengerti dampak yang terjadi dalam bermain media sosial. 

Terutama bahayanya dalam menyebarkan berita hoax", ujar Santi Wulida selaku ketua acara. Dirinya pun berharap, para remaja yang telah mengikuti kegiatan ini dapat menjadi garda terdepan bagi masyarakat di sekitarnya dalam mencegah penyebaran hoax.

Tak hanya itu, dengan adanya edukasi ini diharapkan para remaja mulai aktif dan melakukan dari organisasi terkecil, yakni keluarga. Dengan mengajarkan kepada orang tua dan memberikan contoh tindakan yang telah diajarkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline