CINTA (IKUTI)
Mau bukti apakah seseorang itu mencintai? Ciri mudah yang dapat diketahui tanda seseorang itu cinta, maka ia akan ikuti, turut, taat pada yang dicintai. Pengetahuan, Kefahaman, ketertarikan, keyakinan dan kepercayaan terhadap yang dicintainya tidak sulit untuk mengikuti apa yang menjadi titahnya.
Cinta yang ada, dengan pengorbanan besar, kecintaan yang menggila dan ketaatan yang tulus jangan sampai salah alamat. Cinta habis-habisan pada makhluk harus dapat dikalahkan dengan cinta mati-matian pada yang menciptakan makhluk. Dia Sang Pencipta.
Sang Pencipta mengenalkan dirinya, menyampaikan keagungan, kekuasaan dan kebesarannya melalui risalah yang sampai pada manusia. Penyampai risalah atau utusan itu telah berlalu dari banyak para utusan hingga utusan yang terakhir Nabi Muhammad SAW. Tidak adalagi utusan setelahnya. Meski beliau sudah tidak ada, pesannya agar tidak keliru jalan maka peganglah, amalkanlah apa yang ada dalam Al-Quran dan Hadits.
Bukti cinta itu taat mengikuti. Ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam QS. Ali-Imran, 3:31. "Katakalah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku." Rasul Muhammad adalah Al Quran berjalan. Apa yang telah Allah sampaikan telah nyata dalam perilaku Rasul. Apa-apa yang Rasul lakukan menjadi bagian yang patut diikuti. Itulah yang dinamakan sunnah.
Bukti kecintaan itu terlihat sebarapa banyak sunnah yang diikuti. Seberapa besar cinta kepada Allah, terukur sebarapa taat dalam melakukan ibadah. Apakah dengan mendekat, berjalan atau beralari kah menuju kepada-Nya.
Cinta menyimpan kedamaian, cinta menyimpan keindahan, kerinduan dan tidak pernah ada penyesalan, pastikan itu hanya cinta kepada Allah.
Nabi bersabda, "Barangsiapa ada tiga perkara padanya, maka ia telah mendapatkan manisnya iman, yaitu hendaklah Allah dan Rasul lebih dicintai dari apa selain keduanya, hendaklah ia mencintai dan membenci seseoang semata karena Allah, dan hendakah ia benci untuk kembali kepada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dicampakkan ke dalam neraka. HR. Bukhari Muslim.
Manis dan nikmat ketaataan, kepercayaan, keimanan apabila menempatkan kecintaan Allah dan Rasul diatas kecintaan kepada apa pun. Kita senang dengan orang yang pemurah, tajir, memiliki banyak kekayaan, kekuasaan yang besar. Kita mudah menuruti karena ada rasa senang, nyaman, terjamin, percaya. Tetapi ini terbatas, adakalanya berakhir tidak menyenangakan. Hanya kecintaan yang didasari kecintaan pada Allah dan Rasul yang mengekalkan. Berjalan dalam ketaatan.
Hanya milik Allah yang abadi. Yang Maha Kaya, Yang Maha Kuasa, Yang memiliki kekuasaan di langit dan bumi. Yang janjinya benar, tepat hanya Allah. So, mau kemana lagi mencari yang lebih dan sehebat kekuasaan itu selain kepada Allah.
Aku percaya ada dalam genggaman-Nya, percaya takdir-Nya, percaya janjinya. rindu perjumpaan dengan-Nya, mengharap ampunan-Nya, aku berserah pada-Nya.