Menulis memiliki waktu tersendiri yang terasa nyaman bagi masing-masing.Ada yang begitu mudah menulis jika dalam hening dan sepi, perut setengah kenyang, badan seger dan pikiran jernih dan terang. (banyak banget syarat kondisi waktunya). Ada juga yang dimanapun, kapanpun tetap bisa menulis. Tidak peduli panas terik, hujan badai, ribut dan hiruk pikuk rasanya tetap asyik menulis. Masing-masing kita tentu punya waktu menulis yang menjadi kebiasaan sendiri-sendiri.
Alangkah bagusnya jika waktu untuk menulis itu tidak begitu repot, tidak banyak syarat, satu atau dua syarat saja cukup. Misalnya ada orang yang bilang asal punya pantat alias bisa duduk bisa menulis. Tidak peduli tidak ada ipad, laptop, gadget, atau mesin ketik, asal ada alat tulis tetap bisa menulis. Ini sama juga dengan maksud ada waktu entah duduk maupun berdiri punya kesempatan untuk diam sejenak mencurahkan pikiran lewat kata-kata menulis bisa dilakukan. Sambil antrian panjang yang berjam-jam bisa menungkinkan menulis 1-2 halaman. Menunggu sesuatu sampai 10-30 menit bisa digunakan untuk menulis. Menulis pesan yang panjang, update status dan mengomentari sesuatu sepertinya sudah biasa di era derasnya kecanggihan teknologi. Artinya menulis bisa menjadi sesuatu yang biasa tanpa banyak syarat yang mengiringinya.
Banyak tulisan yang sudah diterbitkan jadi buku oleh orang-orang yang mengisi waktunya selama perjalanan atau waktu menunggu dengan menulis. Setahu yang saya baca dan ketahui langsung beberapa buku Nusa Putra, buku saku yang isinya segala hal yang terkait dengan kekinian yang ditulis selama perjalanan dari rumah ke tempat kerja. Sekita 8 buku saku yang sudah diterbitkan selama kurang lebih 2 tahun. Menarik memang jika perjalanan rumah ke tempat kerja sekitar 1-2 jam artinya waktu perjalanan pulang pergi bisa 2-4 jam. Waktu sebanyak itu bisa memungkinkan memang untuk menghasilkan sesuatu, atau menambah kemampua baru. Jadi tidak juga hal buruk memiliki tempat kerja yang jauh dari rumah.Karena selama perjalanan bisa digunakan untuk mencurahkan gagasan lewat tulisan.Begitu juga sepertinya dengan Yoris S, creative note, catatan sederhana selama perjalanan dan menunggu yang ditulisnya dengan kalimat pendek dan syarat makna. Tetapi ada juga yang saya melihat teman yang tidak terlihat kalau siang itu dia menulis, siang digunakan mengobrol, berdiskusi dan bertukar pikiran, sambil menunjukkan beberapa tulisannya yang terbit di surat kabar. Setiap pekan selalu ada tulisan yang terbit dengan beragam media. Cara yang ia gunakan untuk memproduksi tulisan itu setiap malam. mendapatkan bahan baku di waktu sore dan mengolah di malam hari. (persis seperti mengolah masakan untuk jualan). 2-4 artikel bisa ditulis mulai bangun jam 2 hingga pagi hari sebelum berangkat kerja. Luar biasa memang cara orang menggunkan waktu menulis.
Saya masih menggunkan waktu sesuka hati, tetapi saya mau mencoba membuat waktu yang tidak merepotkan, tidak banyak syarat dan tetap bisa menulis. Meski selama ini saya terbiasa menulis sebelum aktivitas di dapur, waktu sesudah atau sebelum subuh kira-kira harus selesai menulis jam 6. Karena jika lewat waktu itu sudah mulai tidak bisa tenang, karena pasukan bocah-bocah butuh sarapan dan bekal ke sekolah, sekaligus dengan melayani ketua pasukan sarapan. Setelah itu hingga siang aktivitas rumah dan pekerjaan mengajar. Sepertinya tidak punya waktu lagi selain malam sebelum tidur atau bangun tidur itu. Tetapi waktu sebelum tidur hampir tidak bisa digunkan karena nikmat mengantuk datang lebih kuat ketimbang hasrat menulis. Sepertinya waktu yang saya biasa gunakan cukup merepotkan. Akhirnya saya coba untuk menulis tidak menggunkan banyak syarat, cukup beberpa menit ada kesempatan bisa digunakan saya coba. Meski hanya satu kalimat atau satu paragraf biarlah.
Akhirnya hari ini saya mencoba menulis di siang hari saat menjelang istirahat, dan disela waktu menunggu jam mengajar. Tetapi tidak bisa banyak berpikir yang terlalu berat, sehingga hanya bisa menulis yang ringan dan mungkin kurang bermakna bagi orang lain. Namun tidak begitu bagi saya, ini tetap menjadi sebuah kontribusi yang bermakna untuk memanfaatkan waktu dan membiasakan dengan berbagai kondisi untuk menulis.
Pada akhirnya memang orang akan memiliki kecenderungan perilaku pada hal-hal yang mereka pilih. Dan melakukan sesuai dengan pilihan. Tidak semua yang tersaji dan ada di depan mata harus dinikmati, cukup yang perlu saja kita nikmati. Beragam pilihan menjadi tantangan untuk menentukan pilihan. Karena itu kemampuan memilih adalah sebuah langkah dalam menentukan arah. Selanjutnya bersiap dengan konsekuensi pilihan. Nikamti.
Enjoying with new style writing. Kept ah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H