Lihat ke Halaman Asli

Santi Dwi

Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember

KKN BTV III UNEJ: Membantu Mengembangkan Kembali Usaha Rumahan yang Terdampak Pandemi Covid-19

Diperbarui: 6 September 2021   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Universitas Jember kembali melaksanakan KKN Back to Village tahap III , setelah melaksanakan dua tahap sebelumnya di tahun 2020. Progam KKN BTV III ini memberikan 5 pilihan tema yang dapat dipilih mahasiswa sesuai kemampuan dan potensi desa.

 Salah satu temanya ialah Progam Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19 yang dipilih oleh salah satu mahasiswi yaitu Santi Dwi Pratiwi, mahasiswi jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya. 

Desa yang menjadi sasarannya ialah Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dengan didampingi dosen pembimbing lapangan, bapak Fajar Wahyu Prianto, SE, ME. , dia mengusung progam kerja ‘Mengembangkan kembali usaha rumahan yang terdampak pandemi Covid19’. 

Ada lima pelaku UMKM yang akan didampingi, diantaranya yaitu (a) ibu Fatimah, pengusaha kerupuk dan rempeyek, (b) ibu Tatik, penjual sosis bakar, (c) mbak Riza, penjual molen mini, (d) mas Hasan, penjual mie ayam, (e) dan mbah Nor, penjual jajanan Bendol. Kelima pelaku UMKM ini adalah lima diantara para pelaku usaha di desa Balung Lor yang terdampak pandemi Covid19 yang berakibat pada menurunnya penjualan dan pendapatan mereka.

Progam kerja yang akan dilaksanakan meliputi pelatihan-pelatihan tentang dasar-dasar labelling dan branding produk dan praktiknya, pelatihan tentang packaging produk dan praktiknya, hingga pelatihan tentang digital marketing dan praktiknya.

“Keberhasilan yang diharapkan pada progam kerja KKN BTV III ini, masyarakat di desa Balung Lor khususnya yang terdampak pandemi Covid19 dapat terus melanjutkan usahanya dengan inovasi-inovasi yang mampu meningkatkan pendapatan mereka”, ujar Santi, Senin (06/09)

Dengan progam kerja tersebut, Santi mendampingi para pelaku UMKM dalam pembuatan label dan brand produk, juga memberikan inovasi pengemasan (packaging) yang diharapkan mampu menambah daya tarik konsumen untuk membeli. Santi juga membantu para pelaku UMKM untuk melakukan pemasaran melalui media sosial guna memperluas pemasaran dan menambah pendapatan.

“dengan promosi-promosi yang dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp, diharapkan akan memperluas pemasaran dan dapat menambah pendapatan mereka di masa pandemi ini”, ujar Santi, Senin (06/09).

Santi juga menambahkan bahwa penggunaan personal branding dan labelling juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, karena branding dan labelling merupakan identitas suatu produk. Ini dapat dikatakan bahwa brand dan label adalah salah satu komponen penting suatu produk.

“kelima pelaku UMKM ini belum memiliki brand dan label sebelumnya, jadi saya berinisiatif untuk memberikan pelatihan tentang dasar-dasar brand dan label, juga melaksanakan praktik pembuatan brand dan label melalui aplikasi Canva. Dan disini saya sebagai fasilitator mendampingi dan mengajarkan cara pembuatan brand dan label yang sesuai untuk produk mereka masing-masing”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline