Melalui pengabdian kita memperoleh kesucian,
Dengan kesucian kita memperoleh kemuliaan,
Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan,
Dan, Dengan kehormatan kita peroleh kebenaran
(Yayurweda XIX.30)
Tidak ada jalan mudah meraih kesuksesan.
Sejarah panjang perjalanan hidup manusia menguraikan, betapa, perempuan memiliki kekuatan besar dan mulia bagi kebahagiaan keluarga, masyarakat, bahkan suatu Negara.
Ibu Gubernur, Ni Luh Putu Putri Suastini Koster juga menyatakan, perempuan, sujatinya perlambang dari ibu pertiwi, simbol dari kesejahteraan umat manusia. Maka, ketangguhan perempuan ini dibutuhkan untuk diwujudkan, dihargai, dan dilibatkan dalam berbagai aktivitas kehidupan bersama di tengah masyarakat. Salah satunya, perhatian bagi para perupa perempuan. Kali ini merupakan Pameran Kedua yang diperuntukkan bagi kaum perempuan. Pada tahun 2017, Pameran Serupa bertajuk "Luwih Utamaning Luh", bertempat di Gedung Kriya UPT Taman Budaya Bali.
Perjuangan panjang kaum perempuan pada berbagai ruang dan sendi kehidupan, menyatakan jati diri, salah satunya, perempuan perupa, dan di Bali bergabung dalam wadah Perempuan Perupa Bali (PPB). Sungguh tidak mudah, menggapai sinergi indah, dengan organisasi yang masih belia, karya yang beragam, dengan berbagai banyak ide kreasi. Namun mereka akan selalu memberikan sumbangsih karya, ikut bertarung dengan gaya unik masing masing, mencoba berpartisipasi bagi Bali.
Bapak I Made Bakti Wiyasa selaku kuratorial Pameran menjelaskan bahwasanya intensitas Perempuan Perupa Bali dalam merintis perhelatan seni dan budaya sebagai even regular tahunan bagi perempuan sungguh layak untuk diperjuangkan. Kerja keras kaum perempuan untuk membentuk sebuah organisasi, merapikan susunan kepengurusan, bersinergi dengan pemerintah, dalam memajukan kebudayaan, khususnya di bidang seni rupa di Bali, melalui Taman Budaya Bali.
Sungguh suatu hal yang mengagumkan, karena bahkan, ibu Gubernur berkenan untuk membacakan puisi terkait Ibu Pertiwi, melantunkan kidung dengan suara indah, menggelegar membahana, membuat dadaku tersentak, terpesona, bahwa, seorang ibu gubernur begitu indah membawakan puisi pilihan beliau.