Lihat ke Halaman Asli

santi diwyarthi

Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....

Banten Nyepi Persembahanku Bagi-Mu

Diperbarui: 16 Maret 2021   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

......... Karena setiap orang butuh simbol untuk sebuah keyakinan yang dimilikinya........ (Santi, 21 Maret 2012) 

Persiapan menyambut Tawur Nyepi. Nyepi adalah sebuah simbol penyucian dunia mikro, Buana Alit, diri sendiri, baik dari pikiran dan perkataan juga perbuatan negatif, sekaligus penyucian dunia makro, Buana Agung, alam semesta, se-isi bumi, hubungan dengan sesama dan berbagai umat yang bervariasi di dunia ini. 

Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi

Kupersiapkan se rangkaian banten berkaitan dengan hari raya Nyepi, yang akan kuhaturkan di hari Kamis, 22 Maret 2012. Dan.... inilah banten sebagai salah satu bentuk yadnyaku, bagi Tuhan yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Untuk Tingkat Rumah Tangga: 

Foto: Dokumentasi Pribadi

1. Ring Pamrajan / Sanggah / tempat bersembahyang keluarga : 

Menghaturkan Banten Pejati, yaitu Pras, Ajuman. Daksina, Ketipat kelanan, canang lengawangi buratwangi. Canang Lengawangi, buratwangi 

Foto: Dokumentasi Pribadi

2. Di Natar Mrajan / Sanggah; Menghaturkan segehan / nasi putih kuning atanding. 

Di Jaba / Lebuh / bagian luar sebelum masuk ke halaman rumah: Mendirikan/nanceb sanggah cucuk di sebelah kanan kori / pemedalan, di sanggah cucuk munggah banten Daksina, Pras, Ajuman, Dandanan, ketipat kelanan, Sesayut penyeneng, janganan kajang panjang, pada sanggah cucuk digantung ketipat kelanan, sujang/cambeng berisi tuak, arak, brem dan air tawar. 

Foto: Dokumentasi Pribadi

Daksina Dibawah sanggah cucuk menghaturkan segehan Manca Warna (segehan dengan 9 warna, sesuai arah pangider-ideran sebanyak 9 tanding). 

Lauknya olahan ayam Brumbun atanding, disertai dengan tabuhan arak, Brem, Tuwak serta air tawar, di haturkan kehadapan Sang Bhuta Raja dan Sang Kala Raja. 

Segehan nasi cacahan 108 tanding dengan ulam jajron matah serta dilengkapi dengan segehan agung asoroh, serta tetabuhan arak, tuak, brem, Air tawar, dihaturkan kehadapan Sang Bhuta Bala dan Sang Kala Bala, semua sarana diatas dihaturkan di bawah, pada waktu sandhi kala. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline