Bekerja menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bekerja, maka seseorang bisa mengalami kesulitan, terutama dalam perekonomian untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ketika seseorang bekerja, misalnya di sebuah perusahaan, seharusnya ia akan mengalami satu fase di mana tenaga, pikiran, dan hatinya akan tercurah bukan untuk kelangsungan hidupnya saja, melainkan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri.
Kebanyakan orang kemungkinan lebih sering melihatnya dalam dua sudut pandang: bekerja untuk kepentingan diri sendiri dan perusahaan.
Namun, menurut saya, ada tiga sudut pandang: bekerja untuk kepentingan diri sendiri, perusahaan, dan Tuhan (untuk memuji-Nya -- sebagai ungkapan rasa syukur kita atas kesempatan bisa bekerja).
Motivasi dalam Bekerja
Jika seseorang memiliki motivasi yang salah dalam bekerja, hasil kerja pun pasti akan kurang maksimal, kurang memenuhi standar yang sudah ditetapkan perusahaan. Biasanya, standarnya akan menyimpang, lebih condong kepada standar yang ditetapkan oleh diri sendiri.
Kan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, pastilah standarnya pun disesuaikan dengan kebutuhan diri. Misal, jika bekerja 8 jam saja sudah mendapatkan gaji sekian banyak, ngapain juga harus bekerja 8 jam penuh toh gajinya sama.
Memang sih secara fisik berada di kantor selama 8 jam, tetapi bekerjanya 4 jam saja, selebihnya untuk santai-santai. Toh sama 'kan gajinya?
Ini cara berpikir yang salah, yang sangat merugikan diri sendiri. Tidak hanya rugi terkait hilangnya rasa kepercayaan pemimpin terhadapnya, tetapi rugi dalam hal moral, integritas, dan akuntabilitas.
Pekerja dengan tipe ini, menurut saya, adalah pekerja yang perusak -- perusak diri sendiri, perusak perusahaan, dan perusak lingkungan. Lama-kelamaan, pola-pola kerja yang kurang beres ini pasti akan diketahui juga.
Karena itu, betapa pentingnya memiliki cara pandang dan motivasi yang benar dalam bekerja supaya apa yang diyakini dan dikerjakan bisa membawa hasil yang baik.