Lihat ke Halaman Asli

Hidup Di Perbatasan Kota

Diperbarui: 8 Juli 2024   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 

            Hidup di pinggiran kota dan berbatasan dengan kota lain tentu menjanjikan kenyamanan karena jauh dari kebisingan dan suasana yang masih asri dan hijau. Akan tetapi banyak suka dukanya hidup di daerah perbatasan. Pasti banyak yang bertanya kenapa dibilang susah hidup di perbatasan kota, tapi memang banyak suka dukanya hidup di wilayah yang berbatasan dengan kota yang lain, sedangkan kota induknya sangat jauh dari rumah. Dan hal ini cukup membuat pusing ketika ada yang menanyakan tinggal dimana, nah kan, njelasinnya harus berpanjang kali lebar biar jelas.

            Saat ini penulis tinggal di wilayah Kabupaten Sukoharjo paling timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar di bagian timur dan sebelah utara serta agak bergeser sedkit ke barat berbatasan dengan Kota Surakarta di bagian barat, namun karena posisinya yang lebih dekat ke Kabupaten Karanganyar, maka ketika dijelaskan tempat tinggal saya di Kabupaaten Sukoharjo, orang yang bertanya malah tambah bingung.

  • Luasnya Kabupaten Sukoharjo

Jika kita melihat luas wilayah Kabupaten Sukoharjo, meskipun tidak seluas Kabupaten Cilacap sebagai Kabupaten terluas di Jawa Tengah, namun tetap saja wilayah Kabupaten Sukoharjo cukup luas, yaitu kurang lebih 489,10 km2 yang membentang di bagian utara, mulai dari Kecamatan Kartasura di bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali hingga Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto di bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Sedangkan di bagian selatan adalah Kecamatan Weru yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul di bagian selatan, juga berbatasan dengan Kabupaten Klaten di bagian barat. Di bagian timur agak ke selatan, ada Kecamatan Bulu dan Kecamatan Nguter yang berbatasan langsung dnegan Kabupaten Wonogiri.

Selain wilayah yang luas, juga wilayah Kabuapaten Sukoharjo terdapat yang berpotongan dengan Kota Surakarta, jadi kesannya Kota Surakarta dikepung oleh wilayah Kabupaten Sukoharjo, misalnya Kecamatan Grogol dan Kecamatan Kartasura yang seakan-akan menjepit secara supit urang atau capit udang Kota Surakarta.

  • Menjadi Daerah Yang Dianaktirikan

Tinggal di wilayah yang jauh dari pusat Kabupaten, menjadi merasa daerah yang ditinggali menjadi daerah yang dianaktirikan. Kantor Kecamatan memang tidak jauh dari tempat tinggal penulis, namun untuk pergi ke sana sangat membagongkan, jalannya sempit dan banyak lubang, bener-bener kayak daerah sing ora kopen atau daerah yang tidak diurus.

Belum lagi ketika turun hujan, akan muncul banyak genangan air di badan jalan yang bikin gak nyaman untuk melintasinya. Seakan-akan pembangunan tidak pernah menjamah daerah tersebut dan daerah tersebut dibiarkan, hidup syukur, mati yo ben....wkwkwk...entahlah.

Karena keadaan tersebut, akhirnya, penulis lebih banyak beraktifitas di wilayah Kabupaten Karanganyar maupun Kota Surakarata atau Kota Solo, yang memang secara fakta Kabupaten Karanganyar jaraknya lebih dekat dan Kota Solo lebih lengkap fasilitasnya. Meskipun adalah wilayah Kabupaten Sukoharjo yang juga merupakan pusat bisnis yaitu wilayah yang disebut Solo Baru (Solbar), namun posisinya tetap cukup jauh dijangkau.

  • Hampir Minim Pembangunan Kecuali Perumahan Baru

Selama kurang lebih 10 tahun kalo dihitung dari tahun 2013 penulis tinggal di wilayah Mojolaban, rasanya hampir tidak ada pembangunan yang terasa, kecuali tumbuhnya komplek perumahan baru yang semakin menjamur. Hampir tidak ada geliat perekonomian yang bisa memancing warga untuk ikut serta berpartisipasi atau bisa dinikmati warga. Pusat perekonomian masih terpusat di wilayah Kota Sukoharjo maupun wilayah Solo Baru, belum tersebar ke wilayah yang lain, demikian juga pelayanan pemerintahan yang kalo membutuhkan sesuatu harus ke Kota Sukoharjo.

Kiranya setiap pergantian pimpinan daerah yaitu Bupati dan Wakil Bupati, program kerjanya belum menggambarkan bahwa beliau-beliau ini ingin daerahnya berkembang lebih cepat, lebih maju bahkan kalo perlu mengalahkan perkembangan permbangunan Kota Solo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah bagian selatan.

            Kegalauan tinggal di wilayah perbatasan mungkin bisa mewakili perasaan saudara-saudara kita yang juga tinggal di wilayah perbatasan negara, yang entah karena sistem atau karena disengaja, menjadikan wilayah perbatasan menjadi wilayah nomor dua dalam pembangunan. Semoga ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua khususnya bagi para pemangku kepentingan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline