Lihat ke Halaman Asli

Santhi Pradnya Paramitha

Ibu Rumah Tangga

Dari Sandal, Kubelajar "Bercinta" #2

Diperbarui: 2 Juli 2020   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Kisah percintaan sandalku sudah terurai dicelotehan ringan malam itu  Dari Sandal, Ku Belajar "Bercinta" #1 dan aku hanya berharap kali ini tidak menjadikannya membosankan.

Aku ingin bercerita tentang pelajaran yang cintaku lakukan dengan gaya barunya. Walau ini menurut pandanganku, menurut versiku sendiri. Begitu mengesankan, setidaknya untukku. 

Pertama, cintaku sedang belajar tentang PERJUANGAN 

Mengumpulkan sandal satu demi satu, atau kadang ia bisa mengambil dua sekaligus, adalah saat dimana ia belajar mencari sesuatu yang ia mau, menemukan apa yang dia ingin temukan, dan mengumpulkannya di tempat yang menjadi tujuannya. Ini seperti hidup manusia, yang terkadang berjuang mencari apa yang sebenarnya ia inginkan.

Beberapa mungkin memang paham betul dengan apa yang dirinya mau, tapi sebagian ada juga yang masih bingung tentang apa yang sesungguhnya ia ingini. Ini seperti pencarian jati diri. Pertanyaannya, sudahkah "saya" benar-benar paham, tau apa yang dibutuhkan, apa yang dimau, apa yang terbaik, dan apa apa  lainnya untuk diri "saya"?

Singkatnya, sudahkah "saya" mengenal diri "saya" sendiri? Jika belum, maka temukanlah. Jika sudah, maka mulailah perjuangannya. Cari dan kumpulkan. Rejeki, amanah, cinta, kepercayaan, pengorbanan, penghargaan, sahabat sejati, teman sepermainan, keberhasilan, kegagalan, musuh dalam selimut yang menguatkan, dan semuanya yang dirimu mau dan tentu saja kau butuhkan.

Kumpulkan dia pada tempat istimewa dalam hidup. Untuk membuat kita bisa belajar, belajar tentang arti dari sebuah perjuangan, belajar tentang setiap jejak usaha yang patut dihargai, belajar pada setiap proses yang sama sekali tidak patut disesali. 

Kedua, cintaku sedang belajar tentang KEGAGALAN

Dalam proses pemindahan dan pengumpulan sandal yang nampak tak penting itu, tidak jarang sandal yang ia bawa terjatuh. Saat hal itu terjadi yang ia lakukan adalah seketika mengambil kembali sandal yang jatuh itu, dan menaruhnya di tempat tujuan. Atau terkadang dia memilih untuk menaruh sandal yang ada di tangan satunya terlebih dahulu, baru kemudian kembali untuk mengambil sandal lainnya yang terjatuh.

Ini waktunya dia belajar bahwa setiap usaha tak selamanya berjalan lancar sesuai dengan rencana dan ekspektasi. Bayangan kegagalan akan selalu ada disetiap rencana yang kita rangkai dengan sempurna. 

Begitu juga disetiap usaha yang kita perjuangkan dengan sekuat tenaga. Pilihannya tetap ada di tangan kita. Mau menyerah dengan kegagalan atau bangkit dan menjadi lebih kuat dengan bekal kegagalan yang pernah kita rasakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline