Dalam sepekan ini beberapa peristiwa yang melibatkan Debt Collector marak dibahas di media dan jadi perhatian masyarakat. Hal ini turut serta menjadi rujukan Penulis untuk membahasnya akan siapakah sebenarnya mereka dan mengapa cenderung memaksa.
Siapa sih yang tidak mengenal Debt Collector? Jika diumpamakan, Debt Collector ialah salah satu unsur kehidupan yang Penulis sarankan kiranya jangan sampai Anda pribadi pernah berurusan dengannya. Debt Collector ibarat sebuah mimpi buruk yang akan terus menerus menghantui dan menghampiri kapan dan dimanapun Anda berada selama masalah yang Anda hadapi belum selesai.
Dari informasi yang Penulis ketahui, Debt Collector sejatinya dan sudah menjadi rahasia umum dimana mereka ialah perwakilan dari pihak ketiga yang bertugas menagih dan mengambil uang atau barang yang dipersengketakan. Umum hal ini terjadi jikalau seseorang sedang punya permasalahan finansial maupun hutang piutang semisal berurusan dengan jasa keuangan ataupun leasing.
Lantas pertanyaannya adalah mengapa sampai mereka menggunakan jasa Debt Collector?
Alasannya sederhana, karena ada sebagian pribadi yaitu orang-orang yang bermasalah tersebut berkepribadian bengal dan ingkar. Contoh, tidak membayar hutang (umum masalah kartu kredit) dan tidak melunasi angsuran yang disepakati oleh kedua belah pihak. Jikalau Anda memiliki sifat "gali lubang tutup lubang" maka Penulis wanti-wanti bersiap-siaplah Debt Collector menunggu di depan rumah Anda.
Disebabkan ketidaktaatan salah satu pihak dan cara persuasif yang ditempuh mandek maka pihak yang dirugikan menggunakan jasa Debt Collector sebagai upaya untuk menyelesaikannya. Dari beberapa kasus yang melibatkan Debt Collector cenderung mengintimidasi sasarannya bahkan berujung pertikaian karena yang bersangkutan (yang bermasalah) memiliki backingan.
Dibalik keberadaan Debt Collector disebabkan oleh tingkah pribadi-pribadi bermasalah, menurut Penulis menilai keberadaan mereka turut pula ditenggarai oleh bobroknya sistem yang berjalan.
Contoh saja, siapa Anda baik pembaca maupun Kompasianer yang kerap ditawari kartu kredit oleh pihak Bank? Mungkin ada dari kalian mengalaminya dan bahkan meng-apply kartu kredit sekadar coba-coba siapa tahu di-approve.
Acapkali yang terjadi, alih-alih mengejar target jumlah orang yang meng-apply kartu kredit. Pihak yang bertugas mencari konsumen justru tidak mengindahkan personal dari orang yang dirujuknya.
Tak jarang mereka yang menawarkan credit card bisa Anda temui di pusat-pusat perbelanjaan, dengan dalih pusat keramaian sehingga probabilitas calon konsumen tinggi. Bermodalkan data diri, fotocopy KTP, dan janji manis bakal di-approve maka seseorang dengan mudahnya memiliki kartu kredit.