Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Menjaga Aib Suami (No KDRT/No Import)

Diperbarui: 3 Februari 2022   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Suami Istri (Kompas)

Kiranya tidak perlu panjang lebar prihal dari mana materi ini muncul dan alasan mengapa Penulis ingin membahasnya. To the point, apa sih maksud tujuan dari menjaga aib suami tepatnya?

Konteksnya begini, kita ambil contoh sederhana dan tak perlulah pakai dipukul-pukul segala. Semisalkan saja si istri tahu kalau si suami sedang jalan dengan teman wanitanya, kemudian Anda sebagai istri berdiam diri dan kemudian meminta penjelasan suami mengenainya.

Dalam lingkup berumahtangga kiranya mustahil tanpa adanya perseteruan, berantem, konflik, atau sebagainya antara suami dan istri. Sebagai orang dewasa maka pola pikir untuk menyelesaikan masalah rumah tangga perlu diupayakan agar berjalan dengan baik, bukan justru mengarah kepada pertengkaran yang lebih hebat bahkan berujung perceraian.

Dari contoh masalah diatas, bisa saja sebagai istri terbakar api cemburu dikarenakan mengetahui suaminya sedang jalan dengan teman wanitanya. Mungkin saja si istri akan mengadu atau bercerita kepada rekan sejawatnya mengenai apa yang suaminya lakukan tersebut.

Nah dalam ajaran agama Islam, keburukan-keburukan itu disebut dengan aib dan aib tidak selayaknya diumbar kepada siapapun juga. Mengapa?

Ada kalimat yang mengatakan begini, "Istri adalah harta Suami, dan Suami layaknya pakaian yang Istri kenakan". Kemudian, "baik Suami maka baik Istri, jelek Suami maka jelek pula Istri". Lantas apa maksudnya?

Dalam lingkup berumahtangga, perlu ditekankan bahwa baik "suami maupun istri" itu wajib saling menjaga martabat masing-masing maupun keluarga. Suami maupun istri tidak selayaknya menceritakan kejelekan pasangannya kepada orang lain karena dapat berujung bencana.

Seperti contoh diatas, semisalkan sang istri bercerita ke rekan sejawatnya prihal apa yang suaminya lakukan maka yang pasti hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa saja menjadi lebih buruk dikarenakan provokasi kerabatnya. Bukankah akan lebih baik jika sang istri diam dan bertanya kepada suami agar lebih jelas prihalnya. Hal itu pun berlaku sebaliknya jika suami mengetahui aib sang istri.

Jadi pada hakikatnya aib dalam keluarga tidak selayaknya diumbar di muka umum. Jika dalam konteks memang sikap salah satu pihak tidak lagi wajar maka toh ada langkah yang telah disiapkan sesuai ajaran agama.

Baik suami maupun istri hukumnya wajib menjaga martabat masing-masing maupun keluarga. Kita perlu sadar bahwa manusia adalah makluk dengan segala kekurangan, namun agama bukan mengajarkan kekurangan itu sebagai suatu yang lumrah atau dapat terus menerus dilakukan, melainkan kekurangan itu menjadi motivasi agar manusia berusaha menjadikan diri pribadi agar lebih baik dan lebih baik lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline