Dilansir dari Detik.com. Departemen Kesehatan Filipina (DOH/Department of Health) mengumumkan penemuan kasus pertama varian Lambda (C.37) pada Minggu (15/8/2021). Berdasarkan hasil penelusuran, varian ini ditemukan di seorang wanita berusia 35 tahun.
Berdasarkan pernyataan DOH, temuan kasus varian Lambda ini tidak mengalami gejala atau asimptomatik dan ditandai pulih setelah isolasi selama 10 hari.
Pihak berwenang sedang memverifikasi apakah penularan ini bersifat lokal atau dibawa usai kembali dari luar negeri. DOH juga sedang melakukan tracing dan investigasi kasus pertama varian Lambda.
"Varian ini memiliki potensi untuk mempengaruhi penularan SARS-CoV-2 dan saat ini sedang dipantau untuk kemungkinan signifikansi klinisnya," kata DOH dikutip dari Rapplers.
Sebagaimana diketahui varian Lamda atau C.37 dari Covid-19 pertama kali diidentifikasi di Peru pada bulan Desember 2020. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa varian Lambda memiliki mutasi yang melawan antibodi orang yang telah divaksin.
Dari informasi beredar, varian Lambda sudah menyebar di beberapa negara, diantaranya Argentina, Brasil, Kolombia, Ekuador, Inggris, Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, dan yang terbaru Filipina. Asal-usul mengenai varian ini masih belum jelas dan masih diselidiki.
Namun peneliti di Chili dikabarkan telah menguji lambda terhadap antibodi dari petugas kesehatan yang menerima vaksin Sinovac buatan Cina. Mereka menemukan bahwa vaksin tersebut gagal bekerja sebaik yang terjadi pada virus asli.
Hadirnya kabar mengenai penyebaran varian Lambda ini jelas bukan kabar baik bagi dunia, terutama bagi Indonesia yang masih menghadapi gelombang-2 Covid-19.
Keberadaan varian Lambda setidaknya menuturkan bahwa virus Covid-19 terus mengalami mutasi dan menandakan perang melawan Covid-19 masih jauh dari kata usai.
Ini kiranya harus menjadi perhatian bagi pemerintah maupun masyarakat Indonesia.
Walau penyelidikan awal mengatakan bahwa varian Lambda tidak (menular) seganas varian Delta, tetapi kebijakan, kesiapan, dan keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi berikut dibarengi kepatuhan serta kesadaran masyarakat Indonesia terhadap protokol kesehatan maupun partisipasi program vaksinasi perlu lebih ditingkatkan. Begitu banyak dampak yang dikarenakan Covid-19, tentu kita semua tidak ingin negeri ini lalai dan abai menunggu datangnya rentetan gelombang Covid-19 berikutnya.