Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Hati-hati "Jebakan Batman" dalam Bisnis

Diperbarui: 29 Juni 2021   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Bisnis (SalesDrive)

Apakah orang sukses dan kaya berasal dari kerja keras mereka? Jamak orang akan memikirkan bahwa kenapa mereka berhasil murni karena jerih payah dan keringatnya dalam membangun dinasti bisnisnya. Akan tetapi fakta di lapangan tidak semua cerita bahwa orang sukses demikian begitu karena dalam bisnis selalu ada sisi gelap yang tidak terekspos dan diketahui oleh publik luas.

Dalam artikel ini Penulis sedikit ingin bercerita mengenai sisi kelam dunia bisnis yang mungkin sebagian kalangan merasakan betapa pahitnya dan gambaran masih begitu banyaknya orang-orang licik yang memanfaatkan kebaikan hati orang lain.

Dalam bisnis Anda tentu mengenal istilah joint venture. Joint venture atau disebut perusahaan patungan adalah perusahaan yang didirikan oleh dua atau lebih entitas bisnis dengan tujuan untuk menyatukan sumber daya dan menjalankan bisnis dalam jangka waktu tertentu.

Penulis akan memberikan gambaran akan bagaimana skema jebakan Batman dimaksud. Anggaplah sebuah perusahaan patungan dengan nama XYZ dimana perusahaan ini didirikan oleh tiga pemilik yaitu si X, Y, dan Z.

Si X berperan sebagai pemberi modal awal, si Y berperan sebagai pencari modal (dari luar), dan si Z berperan sebagai pengelola perusahaan tersebut.

Baik si X, si Y, dan si Z kerapkali mengatakan bahwa perusahaannya itu punya potensi atau peluang bisnis yang besar dan kelak berkembang pesat ke setiap calon rekanan guna menambah sumber modal. Sebagai timbal baliknya mereka akan memberikan benefit berupa penghasilan sesuai dengan persentase modal yang masuk plus bunga. 

Alhasil mereka mampu membuat calon rekanan tertarik dikarenakan iming-iming janji yang diberikan. Dalam kurun waktu berapa tahun perusahaan digarap, semua tampak normal. Tidak ada komplain dari rekanan karena mereka menerima benefit seperti biasanya dan laporan keuangan pun nampak bagus tidak ada kendala.

Hingga suatu saat entah dikarenakan sebab apa, secara tiba-tiba perusahaan collapse dan terancam gulung tikar. Perusahaan XYZ dikondisikan terlilit utang dan tidak mampu membayarnya berikut memberikan benefit kepada setiap rekanan. Alhasil Perusahaan XYZ meminta agar status perusahaan menjadi pailit.

Persepsi akan pailit dan bangkrut gulung tikar  sangatlah berbeda. Perusahaan bangkrut maka notabene perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang tidak sehat dan tidak memungkinkan untuk beroperasi. Sedangkan pailit, walau dihiasi oleh laporan keuangan yang tidak sehat namun perusahaan masih memungkinkan berfungsi secara normal. Bilamana keadaan laporan keuangan tidak lagi memungkinkan perusahaan beroperasi maka barulah dapat dikatakan perusahaan itu bangkrut.

Atas keputusan pailit maka perusahaan diwajibkan menjual aset-aset miliknya guna membayar tanggungannya dengan meminta keringanan. Setelah hutang-hutang terlunasi, para rekanan pun memutuskan untuk pergi dari perusahaan XYZ. Namun setelah rekanan ditinggal, perusahaan XYZ mendapati rekanan baru sebagai sumber modalnya dan menjadi perusahaan raksasa dengan berganti nama perusahaan HIJ tetapi tetap dikelola oleh si X, Y, dan Z.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline