Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Tidak Ada Satupun Keyakinan yang Mengajarkan Terorisme

Diperbarui: 2 April 2021   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Lawan Terorisme (Sindonews)

"Letak kekurangan itu ada pada manusianya"

Mengawali artikel ini, maksud awal Penulis ialah berusaha agar meluruskan terhadap salah kaprah cara pandang orang terhadap terorisme. 

Penulis melihat tak sedikit kalangan menanggapi bahwa terorisme merupakan suatu bentuk ketidakpahaman individu terhadap apa yang dimaksud dengan jihad yang otomatis lingkup ini berkaitan erat dengan ajaran agama Islam. Penulis sarankan sebaiknya kita berhenti untuk berpikiran demikian. 

Harus ada kesepakatan bersama baik dari semua pihak baik itu pemerintah, para ulama dan tokoh agama, serta masyarakat agar sama-sama menggaungkan bahwasanya terorisme adalah mereka individu-individu yang ingin merusak dan mengganggu kedamaian di negeri ini serta tidak ada kaitannya terhadap agama dan keyakinan maupun golongan manapun.

Kenapa Penulis katakan seperti itu? Apa yang Penulis analisa dari apa yang teroris lakukan yaitu justu sebagai upaya mendeskreditkan Islam dengan maksud tujuan agar dibenci. 

Mereka mempropaganda individu-individu yang lemah akal dan imannya agar dapat atau mau melakukan hal-hal buruk mengatasnamakan perjuangan dan kebenaran.

Dalam konteks perjuangan nampaknya ada pemutarbalikkan makna dimana jihad yang dimaknai guna tujuan baik justru dibentuk agar merusak dan menebar ketakutan, namun tujuan akhirnya ialah membentuk kebencian terhadap suatu golongan.

Terorisme kerap kali mempersepsikan bahwasanya negeri ini dipenuhi oleh keburukan. Namun hal tersebut bukannya membuat mereka berupaya agar menjadikan negeri ini lebih baik, tetapi malah melancarkan aksi teror yang berakibat kondisi negeri ini semakin buruk.

Embel-embel jihad maupun kumpul pengajian kerap kali dijadikan modus operandi para teroris dalam upaya mengkaderisasi calon-calon "boneka" mereka agar mau melakukan aksi teror.

Modus operandi seperti itu bukan tanpa alasan. Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, maka dengan kata lain modus operandi teroris untuk merekrut simpatisannya sangat memungkinkan dan minim menimbulkan kecurigaan di masyarakat. 

Tak heran mengapa sulit sekali sel teroris di negeri ini diberantas seolah-olah beranakpinak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline