Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Akhirnya Lionel Messi Merasakan Pahitnya Dibuang

Diperbarui: 27 Agustus 2020   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lionel Messi (BBC)

Jika ada pesepakbola berseragam Barcelona yang merasakan dibuang, mungkin kedua pemain ini Thierry Henry dan Zlatan Ibrahimovic-lah yang pernah merasakannya. Siapa yang tidak mengenalnya, keduanya merupakan world class striker yang memiliki segudang prestasi mentereng baik di tingkat klub maupun tim nasional.

Akan tetapi perjalanan karier mereka sebagai penyerang andalan sempat kurang mengenakkan kala membela Barcelona. Tierry Henry secara mengejutkan pindah dari Arsenal ke Barcelona pada tahun 2007 dengan mahar 24 juta euro untuk durasi kontrak 4 tahun. Ia mengisi lini depan Barcelona bersama Samuel Eto'o dan Lionel Messi. Menyisakan satu tahun kontrak dengan Barcelona atau pasca Piala Dunia 2010, Henry hijrah ke klub MLS New York Red Bulls.

Sedangkan Zlatan Ibrahimovic, pindah dari Inter Milan ke Barcelona pada tahun 2009. Ia merupakan proyek tukar guling antara Samuel Eto'o yang pindah ke Inter. Zlatan Ibrahimovic dan Thierry Henry sempat mengisi trisula depan Barcelona, namun kisah mereka kurang mengenakkan disebabkan oleh mega bintang Lionel Messi.

Bukan Penulis bermaksud mendiskreditkan sosok dari Lionel Messi. Seperti kita tahu kehadiran "La Pulga" di Barcelona punya andil besar kepada kedigdayaan tim Calatan ini. Talenta seorang Messiah berikut Andre Iniesta dan Xavi membuat Barcelona mencapai kesuksesan tertinggi di kasta Eropa. 

Hanya saja tak dipungkiri, Lionel Messi bak sebuah Matahari yang terlampau bersinar. Perannya begitu vital di Barcelona dan tak tergantikan. Berkat jasanya Messi seolah diistimewakan dan tak tersentuh. Itulah penyebab mengapa begitu banyak pemain bintang yang bergabung di Barcelona seperti kehilangan daya magisnya dikarenakan mereka harus beradaptasi dengan gaya permainan La Pulga.

Boleh jadi mereka senang bermain dengan tim sebesar Barcelona, hanya saja sosok Messi yang sentral membuat mereka tidak dapat berkembang. Sulit kiranya memiliki karier dan nama besar jika hanya menjadi bayang-bayang dari La Pulga.

Dipecatnya entrenador Quique Setien dan digantikan oleh mantan punggawa Barcelona di era 1989-1985 Ronald Koeman diperkirakan akan membawa tranformasi besar-besaran terhadap masa depan tim Barcelona.

Yang terhangat tentu mengenai isu kepindahan Lionel Messi yang santar terdengar akan berlabuh ke Manchester City dimana dari kabar beredar disebabkan oleh keresahan Messi terhadap pernyataan Ronald Koeman disaat bertemunya.

Secara teori Ronald Koeman tahu betul akan kualitas dan pengaruh Messi bagi Barcelona, akan tetapi sebagai manager baru Ronald tentu tidak ingin ada pemain Barcelona yang terlampau diistimewakan, terlebih memiliki pengaruh terhadap transfer pemain yang dibutuhkan Barcelona.

Lantas dimana permasalahannya? Jika kita merujuk hanya kepada kualitas dan jasa Messi seorang terhadap Barcelona tentu akan berimbas penilaian subjektif. Sedangkan kita tahu bahwa Ronald Koeman butuh ruang lebih luas, lebih-lebih lagi ia kini harus menangani tim raksasa yang sedang kesakitan akibat kekalahan memalukan 8-2 dari Bayern di kompetisi Liga Champion. Bertanggungjawab mengembalikan kejayaan raksasa Barcelona butuh pengorbanan, sekalipun itu harus membuang Messi disana.

Ronald Koeman tahu bahwasanya Barcelona terlalu Messi centris dan tim-tim lawan bukan saja sudah mengetahuinya tetapi paham betul bagaimana menjinakkannya serta mengetahui sektor kelemahan Barcelona. Mau tidak mau ia tidak hanya harus mengubah strategi Barcelona melainkan pula mengubah komposisi tim dimana mampu bermain taktis selama 90 menit pertandingan, tidak sekadar sebuah tim yang hanya fokus pada kekuatan lini depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline