Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Ketika Malaikat Izrail Berkeluh Kesah kepada Allah

Diperbarui: 3 April 2020   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Kematian (IDNTimes)

Suatu ketika seorang perceramah berkhotbah di mimbar depan para jamaah. Ia menceritakan suatu cerita yang menarik dan kaya makna untuk didengar.

Alkisah Malaikat Izrail datang berkeluh kesah ke hadapan Allah ta'ala.

Malaikat Izrail berkata, "Ya Allah, aku sedang sedih sekali".

Allah pun bertanya, "ada apa gerangan wahai Malaikat Izrail? Apa yang menyebabkan engkau sedih?"

Malaikat Izrail menjawab, "Ya Allah, aku sedih disebabkan tugas ku atas perintahMu mencabut nyawa manusia. Aku khawatir kelak manusia akan membeciku karenanya."

Dengan lembut Allah segera menenangkan kegundahan Malaikat Izrail dengan berkata, "janganlah engkau merasa khawatir wahai Malaikat Izrail. Manusia tidak akan membenci mu, karena Aku akan memberikan sebab-sebab kematian kepada mereka."

Lantas apa yang bisa kita tarik dari kisah di atas? Bahwasanya dalam setiap kematian manusia, apakah itu ia mengalami penyakit kanker, jantung, gagal ginjal, stroke, hingga Coronavirus sekalipun pada hakikatnya semua itu merupakan sesuatu yang menjadi kehendak dan kewenangan Allah ta'ala.

Sebagaimana umat Islam tentu tahu mengenai apa yang Penulis jabarkan berikut. Bahwasanya pada 40 hari janin masa dalam kandungan maka Allah telah catat takdir manusia. Kematian itu tidak bisa ditundak-tunda dan merupakan hak prerogatif Allah dimana hanya Ia pula yang Maha Tahu kapan saatnya. Kematian itu suatu yang pasti setiap manusia akan hadapi, kematian yang utama bagi manusia ialah bekal akhirat manusia dan apakah manusia mampu menjawab pertanyaan kelak dari Malaikat Munkar dan Nakir.

Menanggapi situasi dan kondisi berkabung menghadapi wabah Coronavirus seperti sekarang ini maka alangkah konyol bilamana kita sebagai umat beragama tidak membawanya kepada kuasa dan kehendak Allah ta'ala didalamnya.

Penulis mengamati bahwasanya tak sedikit manusia memaksakan keterbatasan nalarnya serta ketidakmampuan kontrol emosinya untuk tidak menyatakan kesemua yang kita hadapi ini sebagai sebuah musibah. 

Padahal secara jelas didepan mata, Coronavirus ini adalah musibah di mana apakah manusia baik maupun buruk sama-sama menghadapi dan merasakan dampaknya. Hanya saja ada yang membedakan dari keduanya ialah dimana manusia yang baik akan mengambil hikmah dari musibah tersebut untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah ta'ala, sedangkan manusia buruk maka ia akan kian terpuruk dan semakin menjauhkan dirinya kepada Allah ta'ala.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline