Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Warga Jakarta Tidak Butuh "Excuse" Soal Banjir

Diperbarui: 2 Januari 2020   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir Jakarta (kompas.com)

Siapa yang akan menduga di malam perayaan pergantian tahun 2020, selepas pagi harinya wilayah Jakarta dan sekitarnya terkena musibah banjir. Panggung megah, jajaran musisi tanah air, dan pesona kembang api seolah mubazir karena berkubik-kubik air menggenangi Ibukota. Hari dimana semustinya sebagian warga Jakarta menikmati liburan, kini gigit jari karena harus menghadapi realita aktivitasnya terganggu oleh air yang konon jadi hiburan.

Tak ayal musibah banjir ini menyeret nama Gubernur Anies Baswedan selaku pimpinan Pemprov DKI Jakarta. Selaku penanggungjawab Ibukota Jakarta maka hal yang sangat wajar apabila kinerja Anies turut dipertanyakan apa saja selama ini terutama meminimalisir musibah banjir yang kerap terjadi di Jakarta ketika musim penghujan datang.

Prestasi Anies apakah itu revitalisasi trotoar, JPO untuk selfie, jalur sepeda, hingga rencana gelaran Formula E 2020 yang akan selalu dikenang seketika sirna tenggelam oleh banjir. Sebuah cerminan bahwa apa yang Anies lakukan selama ini melenceng dari permasalahan pokok apa yang Jakarta hadapi.

Gubernur Anies boleh saja punya "excuse" prihal musibah banjir Jakarta, soal intensitas curah hujan tinggi dan bersamaan di kawasan Puncak, Bogor, serta Jakarta, kondisi air laut pasang, landscape Jakarta yang turun setiap tahunnya, Jakarta dialiri oleh 13 sungai, maupun kuasa Allah. Namun warga Jakarta tidak butuh hal demikian untuk didengar, warga membutuhkan solusi (kerja nyata penanganan banjir), perhatian dan kerendah hatian. Tunjukkan jati diri seorang pemimpin yang amanah, jangan sekadar pemimpin yang berias diri di depan televisi.

Anies boleh berkata kita sekarang tidak fokus pada sebab (banjir) melainkan fokus menolong para korban musibah banjir, memang benar dan patut diapresiasi. Akan tetapi jangan malah pasca banjir prioritas justru malah berganti dengan menghambur-hamburkan anggaran kepada sesuatu yang ngalor ngidul manfaatnya dan kinerja anak buah tak sekalipun dipantau.

Musibah banjir di Jakarta memang bukan cerita baru, sampai-sampai ada kalimat yang mengatakan "mau siapapun Gubernurnya, Jakarta tetap kebanjiran". Lalu dimana poin pembelajarannya bilamana ganti pemimpin toh sama saja hasilnya, banjir banjir pula. Belajar dari kekurangan kepemimpinan terdahulu, seharusnya Anies bisa jauh lebih baik.

Musibah banjir adalah teguran dari Yang Maha Kuasa, bukannya waktu untuk mencari-cari kambing hitam. Lantas mengapa kita tidak bisa mengambil hikmah dari musibah itu dan mengapa musibah kerap terulang kembali. Apakah memang murni gagal pemimpinnya ataukah salah warga yang memilihnya?

Lepas dari itu semua, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan, dan melindungi kita para hambaNya. Selalulah mengingat Allah dikala musibah melanda karena itu adalah teguran dan ujian bagi setiap manusia. Apalah arti tingginya jabatan dan banyaknya harta manusia ketika Allah telah berbicara dan tunjukkan kuasaNya. Air yang dapat memberi kehidupan, air pula yang dapat mendatangkan bencana. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline