Diantara nama-nama Menteri Kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019, tentu mayoritas publik sepakat bahwa Susi Pudjiastuti adalah sosok yang sangat layak untuk dipertahankan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di periode pemerintahan Jokowi selanjutnya.
Sebagai seorang Menteri yang bisa dikatakan kerap kali tampil nyentrik, keberadaan Susi Pudjiastuti seolah tidak ada cela dan sertamerta menarik simpati publik akan bagaimana dedikasi dan gebrakannya ketika ia menjabat.
Jargon "tenggelamkan" milik Susi Pudjiastuti seperti sudah melekat di hati masyarakat Indonesia. Ia begitu peduli terhadap nasib para nelayan negeri ini dan tidak pernah mau berkompromi dengan kapal-kapal nelayan asing yang mencuri kekayaan laut di Indonesia. Tak mengherankan bilamana ia dipandang sebagai salah satu Menteri wanita terbaik yang Indonesia pernah miliki.
Namun Susi Pudjiastuti kali ini namanya tidak kunjung hadir dalam Kabinet Indonesia Maju yang diusung oleh Jokowi-Ma'ruf. Sambutan yang ia sampaikan pada acara Dua Dekade KKP di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 18 Oktober 2019 lalu seolah menjadi isyarat perpisahannya. Susi berujar agar KKP terus memerangi penangkapan ikan secara ilegal dan masyarakat Indonesia agar peduli menjaga serta merawat laut Indonesia.
Posisinya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan kini telah digantikan oleh Edhy Prabowo. Politikus dan mantan atlit pencak silat kelahiran 46 tahun silam ini memang bukanlah sosok asing bagi publik. Edhy Prabowo dapat dikatakan merupakan tangan kanan Prabowo Subianto, prihal loyalitasnya tidak perlu dipertanyakan.
Merujuk pada jabatannya sebagai Menteri KKP, mungkin tak sedikit yang mempertanyakan kapabilitasnya. Namun Edhy Prabowo tercatat sebagai Ketua Komisi IV DPR-RI periode 2014-2019 yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan. Dengan kata lain, Edhy Prabowo setidaknya punya background yang sesuai dengan pos Menteri yang ia tempati.
Kedekatan antara ia dan Prabowo Subianto yang turut serta dalam Kabinet Indonesia Baru sebagai Menteri Pertahanan, Penulis menilainya sebagai sesuatu yang positif. Lingkup KKP yang tidak jauh-jauh dari wilayah kemaritiman Indonesia bagaimanapun bersinggungan dengan bidang pertahanan dan keamanan negara Indonesia.
Prabowo dan Edhy bisa saling membantu satu sama lain. Jika KKP berhasil dalam menekan penangkapan ikan ilegal secara tidak langsung membawa serta nama Prabowo yang turut andil berperan dalam memperkuat tatanan pertahanan maritim Indonesia.
Bahkan menurut Penulis apa yang dicapai akan lebih terdengar manakala lingkup kemaritiman berpotensi menghasilkan beragam prestasi seperti antisipasi peredaran narkoba, antisipasi barang-barang import ilegal, antisipasi Bahan Bakar Minyak ilegal, antisipasi tindak kejahatan perompakan, dan lain-lain sebagainya.
Namun demikian, Penulis akui bagaimanapun memang akan sulit bagi publik untuk melupakan sosok rupawan Susi Pudjiastuti. Di awal masa jabatan, bayang-bayang prestasi Susi Pudjiastuti dikala menjabat akan menghantui Edhy Prabowo dimana tak hanya masyarakat umum namun para nelayan berharap yang terbaik padanya.