Seiring perkembangannya olahraga esport mulai akrab di telinga masyarakat Indonesia. Satu demi satu ajang kompetisi esport dari skala kecil maupun besar diadakan di tanah air, sekilas publik khususnya mereka kalangan muda nampak antusias baik sebagai peserta maupun penonton untuk mengikuti jalannya kompetisi.
Namun demikian perkembangan olahraga esport bukanlah tanpa tantangan. Kurangnya pengetahuan publik mengenai seluk beluk cabang olahraga ini dan antipati publik terhadap gim (permainan) dikarenakan sisi negatifnya membuat olahraga esport terhambat. Kemudian kompetisi-kompetisi esport yang ditandingkan di Indonesia hanya merujuk kepada gim-gim maupun genre tertentu yang sedang booming (menarik), sebagai contoh Dota 2, Mobile Legend, Arena of Valor. Dengan kata lain (genre) sangat sedikit dari begitu banyaknya gim-gim esport populer, oleh karena itu olahraga esport perlu publikasi secara luas untuk diperkenalkan kepada masyarakat.
Kabar baiknya KompasTV selaku salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia menjadi pionir dalam perkembangan esport tanah air, dimana mereka secara ekslusif menyiarkan beberapa pertandingan cabang esport.
Dari Penulis amati ada dua pertandingan olahraga esport yang telah mereka siarkan, diantaranya Mobile Legend Southeast Asia Cup 2018 dan FIFA eWorld Cup 2018. Dan kedepannya berdasarkan cuplikan tayangan di KompasTV, mereka akan menyiarkan kompetisi The International 2018 atau edisi ke-8 Dota Pro Circuit dimana 16 tim pro Dota dari berbagai negara memperebutkan hadiah total senilai $24 juta. Merujuk dari seri The International sebelum-sebelumnya maka tayangan ini jangan sampai dilewatkan karena tensi tinggi adu strategi tim-tim yang bertanding menjadi tayangan yang sangat menarik ditonton.
Apa yang KompasTV lakukan Penulis dapat katakan revolusioner. Ketika beberapa stasiun televisi lain pakem terhadap standar program tayangan yang itu-itu saja, KompasTV justru berani dan dapat melihat betapa potensialnya olahraga esport apabila disebarluaskan.
Dengan adanya media yang turut serta memperkenalkan esport kepada publik tanah air maka ini menjadi angin segar yang kiranya jangan sampai disia-siakan, olahraga esport perlu dukungan sehingga kedepannya ada peningkatan kualitas baik dari atlet-atletnya (pengetahuan akan strategi), kontinuitas kompetisinya (pembentukan mental dan pengalaman bertanding), maupun melahirkan atlet-atlet esport berbakat yang kedepannya dapat mengharumkan nama Indonesia.
Perlu diingat pula dalam Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang walau sebagai ajang demonstrasi kiranya ada 6 gim olahraga esport baik dari console, PC, maupun mobile yang akan dipertandingkan yaitu Arena of Valor, Starcraft 2, Hearthstone, Clash Royal, Pro Evolution Soccer, dan League of Legend.
Kemudian sebagaimana informasi beredar, Olympic Council of Asia dan Alisports telah mengumumkan bahwa kompetisi esport akan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Asian Games 2022 di Tiongkok bahkan memungkinkan untuk dihadirkan dalam Olimpiade.
Tentu kabar ini menjadi sinyal bagi Indonesia untuk sadar dan bangun dari tidurnya bahwa bermain gim bukan lagi semata-mata hiburan demi senang-senang, tetapi bermain gim sudah bertransformasi menjadi bagian revolusi olahraga mengikuti perkembangan bisnis di era dunia digital. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H