Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Menikah Menjadi Mahal Karena...

Diperbarui: 2 Januari 2018   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Mendapatkan jodoh dan melangsungkan pernikahan tak ayal menjadi impian masing-masing individu manusia. Membangun bahtera rumah tangga berikut hidup bahagia sebagai keluarga, merupakan dambaan bagi setiap insan dalam memotivasi dirinya. 

Lambat namun pasti, seiring pertumbuhan manusia maka keinginan (menikah) itu tumbuh dan berkembang dalam wujud pola pikir.

Berbicara mengenai pernikahan memang tidak semudah apa yang dikira, pernikahan bukanlah sekedar ritual sakral atau sebuah seremonial yang mempersatukan antara pria dan wanita serta menghubungkan antar dua keluarga.

Lebih dari itu, pernikahan menyangkut akan seperti apa hidup keluarga sekarang (awal menikah) dan akan seperti apa di masa depan (pasca menikah). Pernikahan butuh kesiapan atau kemapanan diri, tak cukup bermodal cinta atau perasaan sehati kepada calon pasangan hidup melainkan komitmen dan mental kuat menyambangi kehidupan bahtera rumah tangga dimana baik suka dan duka akan selalu menghampiri.

Di sisi lain pernikahan punya makna berbeda bagi masyarakat modern atau hidup di perkotaan, pernikahan merupakan simbolisasi dari pencapaian seseorang. Ketimbang orang yang menikah disebabkan lahiriah atau tujuan dasar sebagai manusia, pernikahan bagi masyarakat modern lebih rumit dikarenakan "status sosial". Status sosial mempunyai peranan mengapa pernikahan menguras biaya yang relatif mahal dan mengapa menyebabkan individu cenderung menunda-nunda hubungan ke jenjang selanjutnya.

Bagi masyarakat modern, pernikahan erat kaitannya dengan pamor atau gengsi atau menyangkut wibawa individu maupun keluarga ke khalayak umum (kerabat, relasi, teman, dll) dan selayaknya dirayakan semeriah mungkin. 

Tidak mengherankan bilamana banyak orang yang menikah mereka menghabiskan energi (waktu, tenaga, dan biaya) agar acara pernikahan berlangsung baik dan meriah. Kemudian tidak mengherankan pula banyak orang yang menunda untuk melangsungkan pernikahan dikarenakan kedua pasangan berupaya untuk merealisasikan seperti apa impian pernikahan mereka.

Sebagai catatan bahwa semakin tinggi status sosial seseorang maka akan semakin rumit rupa pernikahan yang ia musti kelola. Pola pikir ini terbentuk dikarenakan kesalahpahaman akan makna "pernikahan hanya sekali seumur hidup" serta didorong oleh gaya hidup modern (foto pre-wedding, menyewa event organizer, menyewa catering, dll).

Padahal jika mengacu kepada tata cara atau syarat menikah, tidak tertera suatu kalimat yang menyatakan adanya kewajiban melangsungkan perhelatan atau acara pernikahan yang serba mewah atau menghabiskan biaya banyak. 

Pernikahan adalah sebuah seremonial di mana kedua insan saling berikrar untuk hidup sebagai suami istri secara sah secara agama dan hukum negara. Pernikahan merupakan sebuah karunia Allah Yang Maha Pengasih, karena itu maka tidak perlu dipersulit dan dibuat rumit.

Bagi anda yang ingin menikah maka menikah-lah sesuai syarat agama dan hukum negara, seadanya, dan sesuai kemampuan anda. Jangan terlalu memaksakan diri atau mengedepankan ego hanya karena status sosial. Pernikahan itu bukan akhir cerita dari segalanya, melainkan merupakan lembaran baru dari kehidupan pribadi dalam berumah tangga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline