Sebut saja namanya Marni, wanita berparas manis ini sedang uring-uringan lantaran bertahun-tahun pacaran namun sang pujaan hati tidak kunjung melamar. Hatinya pun dirudung rasa gundah takkala umurnya kini menjelang kepada tiga dan diantara saudara-saudara perempuannya hanya ia yang masih dalam status lajang. Umum dari kaum wanita beranggapan istilah "telat menikah" sebagai hal yang paling mengerikan, telat menikah ibarat mimpi buruk dimana disimbolkan sebagai bentuk hukuman kepada pribadi akibat suka melawan atau tidak patuh kepada orang tua. Telat menikah bagi seorang wanita pun cenderung dinilai sebagai aib keluarga atau memalukan, sehingga keluarga yang demikian bersikap memproteksi dengan mengucilkan anak perempuannya dari lingkungan. Kemudian telat menikah memiliki dampak pula pada lingkup sosial semisal di dunia kerja, dimana pribadi menjadi bahan omongan (gosip) maupun bully (cemoohan).
"Wanita, umur 18-24 memilih, umur 25-30 menanti, umur 31-35 dipilih, umur 36-dst didoakan saja"
Dibandingkan pria, menikah di usia muda mempunya arti penting bagi kaum wanita. Bukan hanya berlandaskan untuk segera menuntaskan status lajang melainkan juga disebabkan faktor biologis, dalam pengertian seiring bertambahnya umur seorang wanita maka secara fisik luar maupun dalam pun mengalami perubahan dan anda boleh percaya atau tidak hal tersebut mampu mempengaruhi kemungkinan seorang wanita memiliki pasangan hidup maupun memperoleh keturunan. Sebagai gambaran ketika seorang wanita kian berumur atau menginjak usia 30-an maka baik fisik maupun penampilan ia berubah, secara gamblang wanita bertransformasi dari layaknya seorang gadis menjadi lebih tepatnya menyandang status seorang ibu dimana tentu akan berdampak kepada menurunnya minat kaum pria dalam mencari pasangan. Jika dilihat dari sisi seorang pria dimana usia 30 s.d 40 adalah usia beranjak matang tentu akan lebih memilih wanita dengan umur relatif muda yang lebih fresh dan cantik, sedangkan prihal kedewasaan bisa dibentuk seiring waktu.
"Umur, jodoh, dan rezeki misteri Allah"
Tulisan Penulis bukan bermaksud untuk menyinggung para wanita yang belum menemukan jodoh dikarenakan jodoh merupakan salah satu misteri Illahi, tujuan tulisan ini lebih kepada memotivasi agar para wanita janganlah menunda-nunda menikah dan segeralah menikah. Berlama-lama dengan status pacaran hanya membuang-buang waktu percuma, pacaran bukanlah hidup yang sebenarnya dimana lebih mengutamakan sisi senang-senangnya saja. Pacaran hanya sehati seirama diawal tetapi dikala ada perbedaan kandas di tengah jalan, sedangkan umur pribadi kian bertambah menjadi seuatu yang tidak bisa digantikan. Bertahun-tahun berpacaran tidak sebanding dengan bertahun-tahun kebahagiaan yang didapatkan saat berkeluarga, anda tidak percaya maka Penulis sarankan tanyakan kepada mereka yang sudah berkeluarga.
"Motivasi sang kekasih untuk menikah dan jangan selalu diberi"
Agar anda-anda tidak bernasib seperti Marni ada tipsnya biar sang pujaan hati segera bertemu orang tua untuk melamar yaitu "motivasi sang kekasih untuk menikah dan jangan selalu diberi". Dalam pengertian mulailah secara insentif mengarahkan sang kekasih ke ranah hidup berumahtangga maupun berkeluarga, jangan malah terus diberi perhatian karena pria justru malah akan kesenangan dan terus menunda-nunda. Gali terus apakah sang kekasih memiliki komitmen dalam hubungan dan batasi waktu berapa lamanya, apabila sang kekasih tidak menunjukan keseriusan dalam hubungan maka lebih baik akhiri dan carilah pasangan yang memiliki komitmen masa depan hidup bersama anda.
Ingat bahwa untuk mendapatkan hasil butuh niat berikut usaha begitupun dalam menemukan jodoh, anda tidak bisa hanya berdiam diri layaknya menunggu buah kelapa jatuh dari pohonnya. Jangan berpikiran bahwa menunda menikah adalah sesuatu yang tepat, baik atau tidaknya pasangan hidup maupun tepat atau tidaknya pasangan hidup anda tergantung bagaimana diri pribadi. Gagal tidaknya suatu pernikahan bukan karena Allah yang mengehendaki seperti itu melainkan keputusan manusia seutuhnya, seandainya saja manusia berkeputusan untuk sehidup semati bersama pasangan baik dalam keadaan suka dan duka kenapa harus kelain hati?
Kehidupan modern di ranah perkotaan memang menjadikan fenomena "telat menikah" hinggap di kalangan wanita, faktor karier dan ekonomi diatas rata-rata atau melebih kaum pria seringkali membuat lupa kaum wanita untuk segera menikah. Merasa dapat hidup mandiri bebas berbuat semaunya tanpa batasan serta sangat selektif memilih pasangan menjadi hambatan dalam menemukan jodoh, alhasil ketika pribadi sadar maka tidak didapati pilihan sama sekali selain penantian dan kesendirian. Pastinya anda-anda tidak ingin alami hal tersebut, oleh karena itu bulatkan niat dan tekad segera temukan jodoh anda. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H