Dalam 9 hari kedepan para kandidat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan menghadapi ajang debat publik, berbeda halnya dengan debat publik yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh beberapa stasiun televisi (swasta) maka debat publik kali ini merupakan agenda resmi yang Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta tetapkan bagi para calon. Debat publik ini sendiri akan berlangsung sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 13 Januari 2017, 27 Januari 2017, dan 10 Februari 2017.
Mengingat krusialnya acara ini terlebih dikabarkan akan disiarkan secara langsung (live) pula, tentunya tidak ada istilah mangkir (menghindar) dengan alasan apapun bagi para calon. Deskripsi akan seperti apa komposisi acara debat publik nanti memang belum pasti, namun umum yang terjadi setiap kandidat baik calon Gubernur maupun wakilnya akan dikumpulkan dalam satu panggung. Kemudian mereka diberi kesempatan untuk mengutarakan visi dan misi terhadap kota Jakarta ketika jadi memimpin nantinya, selanjutnya mereka akan menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh para ahli menyingkapi problematika dan isu nasional yang ada di Ibukota.
Tak hanya para calon Pilgub DKI Jakarta, momentum ini tentu sangat dinantikan oleh masyarakat Jakarta dan akan menjadi perhatian rakyat Indonesia meninjau akan siapa sosok yang ideal nantinya dalam menata Ibukota selama 5 tahun kedepan. Debat publik ini pun dapat dikatakan sebagai masa pemanasan, bagi setiap calon apa yang mereka kemukakan pada debat publik menjadi modal tambahan untuk menambah probabilitas suara jelang pemilihan final yang akan digelar tanggal 15 Februari 2017 mendatang dimana memungkinkan terjadinya peralihan suara yang disebabkan sama ataupun berbeda persepsi antara masyarakat dengan para calon.
Lalu bagaimana dengan kesiapan para calon menanggapi acara debat publik? Dari pandangan Penulis dari ketiga calon pasangan Pilgub DKI Jakarta sama-sama siap menghadapinya, tolak ukurnya dikarenakan dari ketiga pasangan calon merupakan tokoh yang publik kenal dan kerap kali jadi sorotan kamera sehingga tidak ada istilah demam panggung. Hanya saja yang akan membedakan ialah bagaimana dengan wawasan masing-masing calon?
Bagi Ahok-Djarot sebagai calon petahana, mereka Penulis dapat katakan sebagai pihak yang paling diuntungkan. Problematika Ibukota bisa dibilang sudah menjadi makanan kesehariannya, hasil kerja mereka selama menjabat adalah bukti sahih akan kapabilitas kepemimpinan. Kalaupun ada kekurangan dalam membenahi Jakarta maka suatu hal yang wajar (dapat dimaklumi) mengingat menata dan membangun Jakarta agar lebih baik membutuhkan waktu yang relatif panjang. Publik pun akan realistis dengan apa yang telah mereka hasilkan selama ini dan mengharapkan kinerja mereka akan meningkat seiring konseptual apa yang akan mereka ciptakan jika kembali menjabat.
Bagaimana dengan Anies- Sandiaga dan AHY-Slyvi? Walau masing-masing calon merupakan kalangan yang memiliki wawasan luas dan berhasil, justru Penulis menanggapi mereka akan mengalami kesulitan dalam menselaraskan konseptual menata Jakarta dengan problematika dan isu terkini di Ibukota.
Benar bahwa mereka gemar blusukan guna menyapa sebagian kecil warga Jakarta, tetapi tidak serta merta hasil blusukan mereka sesuai dengan materi yang akan ditanyakan oleh para ahli. Alhasil tidak sinkronnya materi di lapangan dengan apa yang ditanyakan dapat berbuah blunder, publik yang mereka janjikan pun akan dibuat bertanya-tanya konsistensi mereka apabila nanti sebagai pejabat publik dan memungkinkan beralihnya suara.
Kita bersama tidak bisa pungkiri bahwa gagasan atau ide merupakan daya tarik yang mau tidak mau memiliki andil besar keseganan seseorang dalam menentukan suaranya kelak. Dilain sisi, ada hal penting yang pada calon ketahui bahwa sebagaimana gagasan atau ide yang dikemukakan bahwa yang menjadi kriteria siapa yang unggul dalam debat publik adalah bagi mereka yang dapat memberikan solusi.
Walaupun demikian tidak ada jaminan debat publik memastikan siapa yang unggul dalam pentas tersebut sebagai pemenang, kesemuanya tergantung kepada suara masyarakat Jakarta nantinya pada saat pemilihan final digelar. Semoga debat publik nanti dapat berjalan lancar dan semoga Jakarta dapat memiliki pemimpin yang amanah bagi semua. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H