Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Hitung Menghitung Kursi Pilgub DKI 2017

Diperbarui: 2 Agustus 2016   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah beberapa bulan lamanya, pada akhirnya Ahok yang telah memutuskan maju melalui jalur parpol bersama Golkar, Hanura, dan Nasdem memiliki lawan tanding jelang PilGub DKI 2017 yaitu Sandiaga Uno yang diusung oleh partai Gerindra berikut dukungan PKS. Dipilihnya nama Sandiaga Uno tidak terlalu mengagetkan dikarenakan media acap kali mengaitkan sosok muda ini akan kedekatannya dengan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dipandang sebagai sosok yang tepat, syarat prestasi, dan merupakan kader terbaik yang Gerindra miliki.

Dengan mengantongi total sementara 26 kursi hasil pengabungan antara Gerinda dan PKS maka Sandiaga Uno sudah resmi mengantongi tiket untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, kemungkinan langkah kedepan dari kedua partai ini atau mencari pasangan (calon wakil) yang selaras baik dari dalam maupun luar koalisi untuk diduetkan nantinya. Keputusan Gerindra mencalonkan Sandiaga Uno secara tidak langsung memberikan sinyalemen gagalnya konsolidasi antar partai Gerindra dan PDIP, dimana isu tersebut merebak sebelum bulan Ramadhan tiba.

Secara matematis kursi pencalonan jelang PilGub DKI 2017 telah terkumpul 50 kursi (Golkar - Hanura - Nasdem - Gerindra - PKS) dan masih menyisakan 56 kursi (dari total 106 kursi) yang terbagi oleh 5 partai yaitu PDIP 28 kursi, PPP 10 kursi, Demokrat 10 kursi, PKB 6 kursi, dan PAN 2 kursi. Dengan melihat kondisi ini dengan acuan syarat minimun 22 kursi untuk mengajukan calon Gubernur DKI 2017 maka memungkinkan masih adanya dua calon lagi yang dapat diusung oleh partai-partai tersisa atau mereka justru ikutserta dalam koalisi yang telah ada.

Apabila ada penambahan dua calon kembali maka diprediksi PilGub DKI 2017 akan terasa lebih ramai dan berwarna, masyarakat Ibukota memiliki banyak pilihan sebagai bahan pertimbangan siapa calon pemimpin yang diidolakan untuk menjadikan Jakarta lebih baik. Namun dipandang dari sisi politis dengan semakin banyaknya calon maka peta dukungan kekuatan masyarakat jelas akan terbagi, dimana hal ini tentu akan memberikan keuntungan bagi calon Gubernur DKI lain untuk dapat bersaing melawan calon yang lebih mendominasi. Demikian artikel Penulis mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline