Pertumbuhan pengguna smartphone meningkat setiap tahunnya tak terkecuali di Indonesia, pada akhir tahun 2015 tercatat pengguna smartphone di Indonesia hampir 60 juta dan diprediksi dapat mencapai 100 juta pada tahun 2018 mendatang. Didorong begitu tingginya daya serap masyarakat Indonesia terhadap teknologi maka para produsen smartphone berupaya mencukupi besaran permintaan dan guna mempermudah alur distribusi dengan menempatkan pabrik perakitan, salah satunya OPPO. Dalam kesempatan ini kami para blogger melalui OPPO Community mengunjungi pabrik perakitan smartphone OPPO di kawasan Mauk, Tangerang.
Sesampainya kami di tempat, kami berkumpul untuk melakukan briefing terlebih dahulu. Perwakilan dari OPPO menjelaskan safety prosedural yang wajib setiap pengunjung patuhi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, setelah briefing selesai dan kami pun memulai tour ke dalam pabrik.
Area yang pertama kami kunjungi adalah lantai satu dimana merupakan tempat gudang penyimpanan baik peralatan produksi, sparepart, dan produk (jadi) berada. Sebelum melalui tahap produksi sparepart dan peralatan yang dibutuhkan dikumpulkan dan didata di gudang, satu persatunya baik masuk maupun keluar dicatat begitupun sparepart yang dalam keadaan cacat. Sparepart yang cacat akan dikarantina, didata kembali, dan dikelompokkan menurut jenisnya kemudian disimpan menunggu intruksi selanjutnya. Kondisi sejuk (ber-AC) didalam gudang ternyata memiliki fungsi yaitu menjaga kelembaban untuk mencegah terjadinya korosi pada beberapa sparepart, suhu pada ruangan diatur sebesar 25° Celcius agar sparepart terjaga dengan baik.
Setelah selesai mengitari area gudang penyimpanan, kami pun melanjutkan tour ke lantai dua dimana merupakan tempat produksi smartphone OPPO dijalankan. Disini kami secara langsung melihat dengan seksama bagaimana proses perakitan smartphone OPPO berlangsung, setiap baris kira-kira terdiri dari 20 pekerja yang memiliki tugas masing-masing. Sparepart yang sebelumnya telah disiapkan di area gudang penyimpanan kemudian dialihkan ke area produksi, satu persatu sparepart digabungkan dari proses pemasangan kamera ke PCB smartphone, pemasangan body smartphone, hingga ujicoba fungsi serta pengecekan dead pixel pada LCD smartphone dilakukan. Smartphone yang lolos uji kemudian dipindahkan ke bagian packing yang bertugas mengemas isi produk dalam kardus, seperti charger, silicon case, buku panduan, dan lain sebagainya. Setelah produk selesai dikemas maka akan dipindahkan ke area gudang penyimpanan untuk dilanjutkan proses pengiriman.
Selesai kami mengamati proses produksi, para blogger pun berkesempatan untuk melihat bagaimana proses quality control sebagai tahapan apakah smartphone OPPO benar-benar terjaga kualitasnya. Pengujian ini dilakukan secara berkala dimana sejumlah (sample) smartphone hasil produksi diambil dan akan melalui rangkaian ujicoba bertujuan untuk menjamin kualitas smartphone sebagai bentuk komitmen OPPO menjaga mutu produknya hingga sampai ditangan pengguna.
Keberadaan pabrik perakitan ini bukanlah semata-mata hanya bermanfaat kepada produsen seperti yang Penulis utarakan diawal, melainkan juga untuk mengakomodir bentuk pelayanan kepada konsumen. Alur distribusi yang mudah memberikan keleluasaan kepada konsumen akan layanan purna jual (after sales), dengan demikian konsumen tidak perlu khawatir bilamana mengajukan proses klaim produk selama masa garansi. Kemudian dengan adanya pabrik perakitan punya andil dalam roda perekonomian, salah satunya menyediakan lapangan pekerjaan. Semoga dikedepan hari akan banyak produsen smartphone seperti apa yang OPPO telah lakukan, terus berusaha untuk menghasilkan produk berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Demikian reportase Penulis dalam kunjungan ke pabrik perakitan OPPO smartphone, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H