Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Sepakbola Adalah Bisnis - Edisi Ironi Liga Inggris

Diperbarui: 12 Januari 2016   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liga Inggris hingga kini masih dianggap sebagai liga yang begitu kompetitif dimana setiap tahunnya menyajikan persaingan antar klub-klub besar meraih trofi liga dan berkumpulnya para pemain bintang disana. Hingar bingar akan kompetisi liga Inggris kian marak semenjak investor asing ikutserta merambah klub-klub liga Inggris dengan gelontoran dana besar, contohlah Manchester City yang mampu mengubah atmosfer liga Inggris dan menjadikan klub yang selalu diperhitungkan dalam pemburuan gelar selain Chelsea, Arsenal, Manchester United, dan Liverpool.

Tak sampai disana, liga Inggris turut menyajikan kejutan sebagaimana munculnya tim kuda hitam yang mampu menerbalikkan prediksi, seperti West Ham yang di daulat sebagai "The Giant Killer" maupun Leicester yang di musim ini (2015/2016) tampil apik bertengger di papan atas klasemen liga Inggris. Selain itu liga Inggris juga dinilai sebagai liga yang cukup keras sehingga seringkali memakan korban tidak perduli siapa pun ia, nama-nama beken pemain dan manager sudah merasakan getir pahitnya liga Inggris dan sangat sedikit yang mampu bertahan hingga sekarang.

Walaupun demikian tidak mengherankan masih begitu banyaknya pemain maupun manager diluar liga Inggris yang ingin merasakan tensi tinggi kompetisi sepakbola tanah Britinnia, layaknya rumor kepindahan manager Bayern Munich Pep Guardiola yang akan hijrah ke kompetisi liga Inggris di musim mendatang.

Dibalik kemilau liga Inggris yang mentereng terdapat hal-hal yang bertolak belakang yaitu menurunnya raihan prestasi klub-klub liga Inggris di kancah luar domestik dimana tergantikan oleh dominasi klub liga Spanyol, begitupun performa tim Nasionalnya yang seperti kehilangan tajinya bahkan kalah rangking dengan tim Nasional Belgia.

Beberapa faktor penyebab menyeruak di telinga publik sepakbola, diantaranya jadwal kompetisi liga Inggris yang terlalu padat. Hal ini sudah seringkali dikeluhkan oleh banyak pelatih klub-klub liga Inggris sebagai indikasi utama, selain konsentrasi klub terbagi juga memungkinkan rawan pemain cedera sehingga klub-klub liga Inggris kesulitan tampil optimal di kompetisi luar domestik.

Bahkan manager baru di ranah liga Inggris Jurgen Kloop di awal era kepelatihannya di Liverpool pun turut menyuarakan begitu padatnya jadwal kompetisi dan menjadikan penyebab badai cedera yang Liverpool alami sekarang. Liga Inggris benar-benar membuat para manager maupun pemainnya bekerja ekstra keras seiring tuntutan raihan prestasi dari pemilik klub maupun harapan besar para fans.

Kemudian faktor invasi para pemain asing (lingkup Eropa dan luar Eropa) masuk ke dalam kompetisi liga Inggris membuahkan ironi kalah saingnya para pemain lokal dengan pemain luar. Alhasil pemain Inggris seperti terlihat hanya "jago kandang" saja namun diluar mereka hanya sebatas kicauan yang mewarnai dunia sepakbola. Pemain asli Inggris seolah jumawa dengan pamor kompetisi liganya dan tidak ingin mempertaruhkan nama besarnya padam ketika mencicipi liga luar.

Sekilas apa yang diatas cerminan apa yang terjadi di liga Inggris, kesan begitu fenomenal yang liga Inggris berikan cenderung lebih mengutamakan sisi bisnis sehingga secara kasat mata memiliki dampak besar kepada capaian prestasi klub maupun tim Nasionalnya. Mungkin hal ini (penurunan prestasi) telah mereka rasakan dari jauh-jauh hari dan hingga kini masih dalam proses mencari solusi guna mengembalikan kedigdayaan Inggris layaknya apa yang mereka capai pada masa keemasannya dahulu. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline