Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Heboh Gegara 7 Bola Naga

Diperbarui: 14 November 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pagi menjelang sejenak Penulis memeriksa isi aplikasi medsos pada smartphone untuk mengetahui update informasi terbaru, dan benar saja sesuatu yang menarik tampil pada layar yaitu postingan melalui fanbook Komisi Penyiaran Pusat (KPI) sesuai dengan apa yang Penulis kutip dari sumbernya :

Sebagaimana yang anda lihat pada gambar diatas merupakan klarifikasi dari KPI mengenai polemik anime Dragon Ball, namun sangat disayangkan respon yang didapat justru kurang diapresiasikan oleh sebagian kalangan masyarakat dan dari sekilas apa yang Penulis baca hampir seragam dimana beberapa pihak menganggap KPI tidak bekerja profesional. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penghentian anime Dragon Ball pada sebuah stasiun swasta menimbulkan kehebohan, sebagian masyarakat khususnya para penggemar anime Dragon Ball mempertanyakan dan merasa kecewa akan penghentiannya. Alhasil perhatian pun tertuju kepada KPI selaku pengawas dianggap sebagai biang keladi yang melatarbelakangi penghentian anime tersebut, penolakan hingga cemoohan pun umum hadir pada kolom komentar disertai rangkaian pertanyaan mengapa anime Dragon Ball dihentikan sedangkan masih begitu banyak program siaran televisi yang tidak mendidik seolah bebas tayang.

Menanggapi polemik ini menurut pandangan Penulis sebenarnya suatu permasalahan yang sepele akan tetapi dibesar-besarkan, mohon maaf apabila kalimat sebelumnya jika kurang berkenan namun Penulis memiliki alasan. Berbicara anime Dragon Ball sebelum dimulai penayangannya oleh sebuah stasiun swasta, Penulis sangat ingat sekali anime ini sudah lebih dahulu terkenal melalui rangkaian komik, video tape, dan koleksi kartunya sekitar tahun 90-an. Pada saat pamornya sedang naik tak terbesit di ingatan Penulis ada satu stasiun televisi yang menayangkannya, dikarenakan pada masa itu rangkaian program acara untuk anak-anak seperti Candy Candy, Sailor Moon, Doraemon, Ksatria Baja Hitam, hingga Power Ranger sangat digemari dan ketidak sertaan program acara Dragon Ball pun tidak dipermasalahkan sama sekali disebabkan adanya sumber lain untuk mengetahui jalan ceritanya yaitu komik dan video tape. Beberapa tahun kemudian mulailah Dragon Ball ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi swasta, jika Penulis tidak salah ingat yaitu Indosiar. Anime Dragon Ball ini pun kiranya tidak pernah sampai ujung cerita dan disiarkan berulang-ulang, sebagaimana lebih mengisahkan masa petualangan pencarian 7 bola naga ketika Son Goku kecil hingga invasi Furiza ke bumi.

Pertanyaannya, lalu mengapa saat ini penghentian anime Dragon Ball jadi seperti permasalahan besar? Sebelum anda menanggapi pertanyaan ini dengan tensi tinggi, ada lebih baiknya mari kita perhatikan kembali kondisi sekarang. Jika anda amati dengan seksama sekarang ini adalah era dimana laju informasi sangat mudah dan cepat didapatkan berkat hadirnya internet, bagi anda-anda yang mengecam keras berhentinya anime Dragon Ball sebagai saran dari Penulis maka manfaatkan dengan baik-baik sarana tersebut. Dengan internet istilahnya tidak sekedar yang nampak bahkan yang tidak nampak pun bisa dicari, apalagi hanya sekedar anime Dragon Ball. Dari film anda bisa menontonnya secara video streaming atau membelinya via direktori jual beli online, sedangkan komiknya sendiri dapat anda baca dari beragam sumber. Maka pertanyaan dari Penulis, pantaskah jika sebatas anime sampai dipeributkan?

Kemudian mengacu pada polemik tidak profesionalnya KPI atas masih banyaknya siaran televisi yang tidak bermutu, Penulis katakan bahwa KPI sudah bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila membuahkan pertanyaan maka sepatutnya pihak yang perlu ditanyakan adalah itikad baik dari stasiun televisi dan pihak sponsor (pengiklan) dalam menghadirkan tayangan yang bermutu, bermartabat, dan mendidik bagi masyarakat. Jika anda perhatikan di website KPI (www.kpi.go.id) apakah ada yang kurang disana, KPI selalu mengupdate informasi kegiatan mereka dan peranan masyarakat pun terpampang dengan jelas dalam kolom aduan dan apresiasi. Rangkaian surat teguran pertama, kedua, dan sanksi lainnya kepada stasiun televisi yang melanggar peraturan seharusnya menjadikan koreksi siapa yang harus bertanggungjawab atas permasalahan terus-menerus pelanggaran serta hadirnya kembali siaran televisi tidak bermutu. Dan apabila anda sudah muak dengan kualitas siaran televisi yang ada maka Penulis sarankan matikan televisi dan lakukanlah hal yang lebih bermanfaat lainnya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

---

Sumber gambar Dragon Ball : wallpapervortex

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline