Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Sikap Kritis dan Hiburan (1)

Diperbarui: 11 November 2015   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mengapa masyarakat di Indonesia khususnya di kota-kota besar cenderung kritis? Walau belum ada penelitian atau survey secara menyeluruh dilakukan, namun gambaran realita yang ada menjabarkan hal tersebut terjadi dimana masyarakat merespon dengan cepat setiap isu-isu yang muncul melalui media elektronik maupun cetak.

Contohlah lingkup kecil di Kompasiana, kiranya bisa anda perhatikan bahwa isu-isu yang sedang ramai diberitakan maka rasa-rasanya mustahil jika tidak bertengger di blog keroyokan ini. Hal tersebut tentunya tidak mengherankan, anda bisa bayangkan dengan ratusan ribu anggota dengan ragam karakter, profesi, dan domisili umumnya di wilayah Indonesia kesemuanya berkumpul, berkreasi menuangkan ide maupun pendapat, bersatu untuk bersama-sama menulis artikel. Lalu dari semua itu tidakkah anda bertanya-tanya apa yang melatarbelakanginya?

Sekilas mungkin dibenak anda akan berpikiran bahwa hal tersebut dapat terjadi disebabkan kemajuan teknologi dengan adanya internet sehingga menyebabkan ragam macam informasi dapat dengan mudah dan cepat diakses secara personal serta tersedianya sarana (dalam pengertian Kompasiana hadir sebagai sarana menuangkan opini), pandangan demikian memang ada benarnya. Akan tetapi apakah hanya dikarenakan alasan teknologi dan tersedianya sarana menyebabkan seseorang bersikap kritis?

Jika dilandasi dengan teori sebab akibat, sebagai contoh umum apabila anda lapar maka anda akan makan, karena anda makan maka anda kenyang, dan dilanjutkan oleh rangkaian berantai seterusnya. Maka sebagai akibat seseorang bersikap kritis tentunya akan didasari oleh sebab, lalu apakah itu?

Kiranya banyak penyebab seseorang bersikap kritis, bisa dilandasi lingkup pergaulan, latar pendidikan, latar profesi, dan lain-lain sebagainya. Namun segala hal tersebut bermuara kepada satu hulu yaitu latar kehidupan, jadi dapat disimpulkan ketika seseorang bersikap kritis kita dapat mulai menelaah terlebih dahulu seperti apa kehidupannya.

Sebagai gambaran seseorang yang dalam kehidupannya keras maka memungkinkan karakter orang tersebut kuat, pantang menyerah, dan memiliki motivasi yang lebih. Seorang anak yang kehidupannya serba kurang dimana orang tuanya tidak mampu secara ekonomi maka anak tersebut memiliki tekad mengubah hidupnya agar lebih baik seiring ikut membantu orang tuanya yang kesulitan. Disitulah hebatnya faktor kehidupan dapat berperan tak terkecuali mempengaruhi seseorang bersikap kritis. - bersambung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline