"Dunia sudah gila", sekilas kalimat yang diucapkan oleh Dedy Dahlan seorang Passion Coach yang menjadi salah satu pembicara dalam acara Kompasiana Coverage "Kopdar Bebas Berbagi" bertempat di Kopitiam Tan SCBD Jakarta. Dalam acara Kompasiana Coverage kali ini kami para undangan diantaranya beberapa perwakilan komunitas, awak media, dan pribadi disuguhkan akan informasi mengenai seluk beluk menjadi seorang entrepreneur. Dalam acara ini dihadirkan pula beberapa narasumber lain untuk memberikan pengetahuan serta gambaran pengalaman dalam dunia entrepreneur yaitu CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda, Founder Travass Life (Pemenang FWD Life Passionpreneur 2014) Leonora Adelia, dan CFO FWD Life Paul Setio Kartono.
Kembali ke kalimat "dunia sudah gila" bukan mengartikan dunia yang sudah penuh akan orang gila namun kalimat tersebut menjelaskan bahwa sekarang ini di zaman yang kian modern peluang menjadi seorang entrepreaneur sangatlah terbuka luas dan dapat diwujudkan dari passion yang pribadi diminati.
Kang Dedy Penulis menyebutnya (beliau berasal dari Bandung soalnya) memberikan gambaran contoh dimana seorang pemuda yang kerjanya hanya bermain game dapat meraup penghasilan yang fantastis hanya dengan rutin mengupload aktivitasnya tersebut di media YouTube. Mungkin terkesan aneh bukan, akan tetapi memang begitulah kenyataan yang terjadi dimana berbagai media sosial yang ada sekarang dapat membuat pribadi menjadi seorang entrepreaneur dengan menyalurkan passion yang diminati. Pada intinya jika anda memiliki hobby maka mengapa tidak anda kembangkan hobby tersebut menjadi sesuatu yang menghasilkan.
Kang Dedy pun menjelaskan bahwa banyak kalangan enggan atau mengurunkan diri menjadi seorang entrepreaneur disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keraguan dimana menjadi entrepreaneur penghasilannya tidak menentu, pemikiran yang terlalu kompleks atau luas bahwa menjadi entrepreaneur membutuhkan modal yang sangat besar, dan niat yang setengah hati. Kang Dedy mengatakan bahwa menjadi seorang entrepreaneur tidaklah harus selalu dimulai dengan yang besar dan dapat dilakukan dari sesuatu yang sederhana, contohlah bisnis kuliner.
Indonesia dengan populasi yang sangat besar akan tetapi masih sedikit melahirkan para entrepreaneur sejati, hal ini disebabkan oleh terkurungnya pola pikir masyarakat Indonesia akan masih enaknya menjadi karyawan. Pola pikir tersebut menjadikan pribadi terlena dimana ada kepastian penghasilan bulanan dan membuat minimnya motivasi diri untuk melakukan hal yang lebih. Dalam acara Kompasiana Coverage, FWD Life melalui kegiatan "Bebas Berbagi" menghadirkan para muda mudi yang lolos seleksi menjadi finalist entrepreaneurship dimana mereka berusaha menyalurkan passion untuk menjadi entrepreaneur diantaranya Anggia Rahendra melalui bisnis startupnya bernama "Plua", Fitri Kumala seorang penyanyi dengan StarWannabe-nya, Alicia Van Akker yang mempelopori agency khusus MC bernama RumahMC, Ignatius Leonardo yang menekuni bisnis usaha pembuatan barang fashion memanfaatkan kulit kayu, dan Rinda Fitra yang membuka usaha Coffe Shop dengan citra khas kopi Lampung. Dari para finalist masing-masing mempresentasikan skema serta pencapaian bisnis mereka rintis dimana akan menjadi pertimbangan penilaian dari tim juri untuk menentukan siapa yang memiliki ide bisnis terbaik.
Untuk menjadi seorang entrepreaneur anda musti ingat bahwa jangan cuma bermodalkan nekat, sekedar ide tidaklah cukup, anda harus mempersiapkan perencanaan keuangan yang baik, dan yang terpenting adalah anda harus memiliki konsep alur bisnis yang matang. Yang namanya kesuksesan pun tetap butuh proses, kesuksesan lahir dari kerja keras, semangat pantang menyerah, dan keinginan untuk terus mencoba. Menggeluti sebagai entrepreneur tidak mewajibkan hanya diri anda sendiri karena anda dapat mengajak rekan atau kerabat anda untuk bahu membahu mengelola bisnis, namun anda harus bijak dalam memilihnya. Kiranya sekilas ilmu dan informasi yang Penulis dapatkan dari Kompasiana Coverage "Kopdar Bebas Berbagi", semoga di kemudian hari akan lahir banyak entrepreneur sukses di Indonesia. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan karena kekurangan milik Penulis pribadi. semoga bermanfaat dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H