Lihat ke Halaman Asli

Reno Dwiheryana

TERVERIFIKASI

Blogger/Content Creator

Memprediksi Masa Depan Baterai

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wireless Charger (charger tanpa kabel), siapa yang pernah menyangka akan hadir inovasi seperti ini. Beberapa tahun ini bisa dibilang kehadiran wireless charger cukup menarik perhatian, umumnya publik hanya mengenal wireless untuk beberapa hal saja yang digunakan untuk aktivitas keseharian seperti mouse, keyboard, headphone, dan lain-lain sebagainya. Barang-barang tersebut biasanya menggunakan baterai yang terpisah dari unit sehingga apabila daya baterainya habis dan barang tidak dapat berfungsi maka harus menyediakan baterai pengganti. Sekiranya beberapa barang yang jauh lebih maju menggunakan baterai yang dapat diisi ulang (rechargeable battery), namun tetap unit haruslah menggunakan media lain untuk menghantarkan sumber daya agar rechargeable battery dapat diisi penuh dan unit kembali beroperasi dengan menggunakan adapter yang umum kita temukan.

Jika dahulu unitnya yang wireless maka kini adapternya yang ikut-ikutan wireless, betapa hebat bukan kreasi manusia. Wireless charger bisa dikatakan sebagai teknologi baru yang masih dalam tahap pengembangan, cara kerjanya yaitu adapter atau wireless charger tersebut tetap harus dicolokkan kedalam panel penghantar listrik. Setelah dalam posisi tercolok pada panel maka wireless charger akan menghantarkan medan magnet, unit harus terlebih dahulu didekatkan ke area medan magnet tersebut sehingga kumparan yang terintegrasi didalamnya (unit) dapat menghantarkan energi untuk mengisi daya pada rechargeable battery. Manusia saat ini benar-benar dimanja dengan kemajuan teknologi, kini anda tidak lagi perlu pusing-pusing mencari panel listrik maupun ribet dengan gulungan kabel maupun permasalahan kabel putus (didalam) jikalau suatu tempat menyediakan fasilitas ini maka anda akan dengan santai sampai baterai terisi penuh dengan sendirinya.

Namun kembali Penulis ingatkan bahwa wireless charger barulah pengembangan, sebagaimana informasi yang Penulis temukan walau beberapa produk telah diberikan fitur tersebut akan tetapi belum ada standar universal digunakan dalam pengertian kemungkinan sebuah adapter wireless charger tidak berfungsi terhadap suatu unit. Sebagai gambaran wireless charger A dapat berfungsi dengan unit A, namun belum tentu support produk B begitupun sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan standar yang produsen wireless charger gunakan masing-masing berbeda, dilain pihak produsen produk tentunya memiliki kebijakan terhadap produsen mana yang akan mereka terapkan didalam produknya. Mungkin sedikit catatan apabila anda membeli wireless charger maka pastikan compatible dengan produk yang anda miliki sekiranya mewanti-wanti barang tersebut mubazir setelah dibeli. Kendala kedua ada kemungkinan dikarenakan faktor teknologi wireless charger saat ini terbilang baru sehingga melalui teknologi yang produsen kembangkan kemungkinan berubah sehingga menyebabkan teknologi lama tidak dapat digunakan.

Kehadiran wireless charger Penulis berpendapat sangatlah bermanfaat, akan tetapi disisi lain kehadiran wireless charger memungkinkan memberi ancaman kepada baterai-baterai jenis dry cell yang kinerjanya apabila habis tinggal ganti. Apa yang memungkinkan selama teknologi wireless charger ini berkembang dimana belum menemui standar internasional sebuah wireless charger compatible dengan segala macam unit maka mau tidak mau produsen baterai harus segera mempersiapkan langkah kedepannya seperti apa. Era baterai dry cell kiranya hanya tinggal menghitung hari hingga rechargeable battery mengambilalih secara keseluruhan perannya pada produk-produk teknologi di masa depan. Kiranya masih banyak yang dapat dibahas, mungkin dilain kesempatan. Demikian artikel Penulis mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline