Lihat ke Halaman Asli

Jangan Menyerah Berjalan di Tembok Besar China

Diperbarui: 6 Juli 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sempatkan sekali seumur hidup dalam hidup Anda untuk mengunjungi salah satu keajaiban dunia di negeri  Tirai Bambu yakni Tembok Besar China . Tembok  bersejarah yang  telah dimasukkan dalam situs warisan dunia UNESCO  pada tahun 1987 ini menjadi destinasi popular jika mengunjungi China.  

            Demikian pula ketika saya bersama dua teman traveling ke China beberapa waktu lalu, saya menuliskan wisata ke Tembok Besar China dalam daftar kunjungan saya. Dari tempat kami menginap, di daerah Hutong, perumahan tradisional Beijing, kami dijemput oleh agen tour yang sudah dikontak jauh-jauh hari sebelum tiba di Beijing.

            Sebenarnya saya tidak terlalu suka menggunakan jasa tour tetapi karena pada awalnya kami akan mengajak mama teman saya berumur 70 tahun, maka demi kenyamanan dan kemudahan kami menyewa jasa one day tour local.

            Dengan mobil Van kami dijemput di penginapan lalu langsung menuju the Great Wall yang terkenal itu. Dari dalam mobil kami menikmati lanskap yang indah berupa pemandangan bukit-bukit hijau sambil mendengarkan penjelasan dari guide tour kami. Tembok China dibangun pada masa empat dinasti yang berkuasa yakni dinasti Qin, dinasti Han, dinasti Tang dan dinasti Ming. Tujuannya untuk membentengi kota dari serangan musuh dari utara Tiongkok. Material yang digunakan adalah batu, tanah dan kayu dan sudah ribuan pekerja mengorbankan hidupnya demi  terwujudnya proyek besar ini.

            Dua jam kemudian kami tiba di sebuah tempat yang di sebut Badaling. Dari kejauhan tampak penampakan Tembok Besar China seperti badan ular raksasa yang panjang dan meliuk-liuk. Tembok ini dibangun dari bukit yang satu ke bukit yang lain, sambung menyambung di sisi gunung ke sisi gunung lain hingga 8.851 km. Rasanya sudah tidak sabar hendak menginjakkan kaki ke tempat yang dulu hanya ada dalam impian saya itu.

            Setelah berada di parkiran guide kami memberikan karcis masuk seharga 45 RMB. Kamipun segera berjalan kaki menuju pintu masuk tembok besar dengan berbekal air minum dan tak lupa kamera untuk mengabadikan keindahannya. Banyak turis mancanegara dan juga turis lokal yang mengunjungi the Great Wall. Waktu itu memang memasuki summer sehingga banyak wisatawan berlibur menghabiskan  musim panas.

            Kami memasuki pintu masuk lokasi yang menyediakan loket-loket seperti pintu masuk komplek wisata candi Borobudur. Setelah petugas menyobek karcis, kami segera berjalan mengikuti orang-orang menyusuri Tembok Besar. Tembok besar ini sungguh kokoh dan sangat terjaga perawatannya.

            Di kanan kiri tembok dipasangi  pagar besi untuk pegangan sehingga bila jalanan menanjak atau menurun pengunjung dapat menyeimbangkan tubuhnya. Saya amati batu-batu ini tersusun rapi, kokoh dan kuat  dan pikiran segera mengembara bagaimana orang-orang ratusan abad lalu memulai pekerjaan rumit ini.

            Setelah berjalan beberapa  waktu saya tiba di sebuah pos besar yang dibangun bersamaan dengan tembok ini. Rupanya tembok selebar lima meter ini dilengkapi  juga dengan menara pengintai, menara suar dan pintu gerbang, jadi setiap berjalan beberapa kilometer pengunjung akan menemukan pos-pos besar berupa ruangan seluas 5 mx 4 m.

            Pengunjung yang kelelahan akibat berjalan kaki dapat bersitirahat sejenak dan berfoto di setiap pos. Saya meneruskan berjalan sambil sesekali berhenti menikmati pemandangan spektakuler di bawah sana. Bagi para turis yang enggan  berjalan kaki  tersedia cable car yang membawa pengunjung menikmati Great Wall tanpa bersusah payah.

            Saya  sendiri sebenarnya sudah ngos-ngosan, kaki rasanya berat untuk melangkah tetapi demi melihat pengunjung lain yang masih bersemangat maka sayapun urung untuk menyerah. Ada sepasang kakek nenek yang pelan-pelan berjalan di belakang saya, mereka  tertatih-tatih berjalan menyusuri tembok besar ini sambil berpegangan pada besi. Para pengunjung, tua muda, anak-anak tampak sangat menikmati wisata ini dan tampak bangga dengan warisan nenek moyang mereka yang luar biasa ini. Mereka berdatangan dari kota-kota yang jauh dari Beijing dan sama-sama bersemangat berjalan kaki menyusuri  salah satu keajaiban dunia ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline