Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dalam memperoleh informasi mengenai sutau obyek, area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa suatu kontak langsung (Lillesand et al 2008). Sementara menurut American Society of Photogrammetrypenginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat tertentu untuk menghindari kontak fisik dengan obyek atau fenomena yang diteliti. Campbell menyatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi tentang permukaan bumi seperti tanah dan air dari gambar yang diperoleh dari kejauhan. Sistem Informasi Geografi merupakan suatu sistem pada umumnya berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Teknologi penginderaan jauh dengan Sistem Informasi Geografi pada perkembangannya memiliki keterkaitkan yang sangat kuat dalam melakukan analisis dan pengolahan terhadap data-data spasial. Integrasi antara teknologi penginderaan jauh dengan SIG bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi perolehan data serta akurasi hasil pemetaan sebagai masukan dalam proses perencanaan dan pengelolaan wilayah.
Sejarah Penginderaan Jauh
Semakin maju teknologi dan pengetahuan maka akhir-akhir ini banyak sekali jenis satelit yang diluncurkan oleh berbagai negara baik negara-negara eropa maupun negara-negara di Asia. Beberapa negara yang mengembangkan satelit penginderaan jauh selain Amerika yakni Prancis, Jepang, Rusia, Republik Rakyat Cina, Kanada, India. Dengan kemajuan teknologi tersebut maka berbagai satelit yang diluncurkan mampu merekam permukaan bumi hingga menghasilkan resolusi spasial kurang lebih 1 m yakni satelit Ikonos, Orb View, QuickBird dan Geo Eye yang dikembangkan oleh perusahan swasta di Amerika Serikat. Sementara beberapa citra yang dikembangkan dengan resolusi spasial mencapai 10 m atau bahkan kurang dari 10 meter diantaranya adalah citra SPOT yang dikembangkan oleh Prancis, Citra COSMOS sebagai satelit yang dikembangkan Rusia, IRS milik India, dan ALOS merupakan satelit yang dikembangkan oleh Jepang, sementara ASTER merupakan satelit yang dikembangan melalui proyek kerjasama antara Jepang dengan NASA.
Spektrum dan Panjang
Alat yang mampu mengukur respon spectral di laboratorium ataupun di lapangan dapat digunakan alat berupa spektroradiometer. Cara benda memberikan respons terhadap gelombang elektromagnetik yang mengenanya berbeda-beda. Setiap obyek ternyata mempunyai respon yang relatif serupa pada tiap spektrum, maka respon elektromagnetik obyek sering disebut sebagai respon spektral. Penggunaan beberapa spektral sangat membantu proses pengenalan obyek melalui proses pembandingan kenampakan antar saluran. Mata manusia merupakan salah satu sensor yang cukup responsif dan memiliki sensor alami. Kondisi mata manusia mampu beroperasi pada rentang panjang gelombang 0,32 – 0,72 µm yakni termasuk di dalamnya panjang gelombang tampak atau Red, Green and Blue (RGB).
Cara Penyimpanan Data Digital
Sistem penyimpanan citra dengan menggunakan sistem baris dan sistem kolom disebut pula sistem penyimpanan raster atau terselasi, dan pada setiap unsur data disebut sebagai pixel. Sistem ini memiliki sifat boros tempat akan tetapi memliki keuntungan dalam kemudahan pengalihan format, memudahkan untuk melakukan manipulasi (tumpangsusun), beberapa sistem penyimpanan yang sering digunakan untuk menyimpan data digital meliputi:
a. Band Sequential (BSQ)
b. Band Interleaved by Line (BIL)
c. Band Interleaved by Pixel