Lihat ke Halaman Asli

Romansa Persib dan Sistem Championship Series

Diperbarui: 19 Mei 2024   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: cirooficial

Persib Bandung menuntaskan laga semifinal kedua babak Championship Series BRI Liga 1 Indonesia dengan meyakinkan. Persib menghujani lawannya, Bali United, dengan skor telak 3-0. Dengan hasil itu, Persib melaju ke babak final Championship Series BRI Liga 1 2024 dengan agregat 4-1. Persib akan menunggu pemenang antara Borneo FC dan Madura United di babak final nanti. 

Format kompetisi Liga 1 Indonesia tahun ini agak berbeda dengan format kompetisi sebelumnya. Tahun ini, format liga tidak menggunakan sistem kompetisi penuh, tetapi kembali dengan format kompetisi reguler dan championship series atau dikenal dengan sistem turnamen untuk menentukan juara di akhir musimnya.

Sistem turnamen ini bukan pertama kalinya diterapkan di liga Indonesia. Sistem ini sudah diterapkan PSSI pada edisi pertama liga Indonesia tahun 1994. Klub dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Barat dan Timur. Pembagian tersebut didasarkan pada letak geografis klub yang akan berkompetisi. Format liga tersebut bertahan sampai tahun 2007. Tahun berikutnya, format liga diubah dengan sistem kompetisi penuh. Hal ini disebabkan bahwa format liga dengan dua wilayah itu sudah dianggap usang dan PSSI ingin memodernisasikan persepakbolaan Indonesia. Namun, pada tahun 2014, sistem kompetisi kembali ke format dua wilayah dan adanya babak 8 besar hingga final untuk menentukan juaranya. 

Di era Liga 1 Indonesia yang dimulai tahun 2017, format kompetisi menggunakan sistem kompetisi penuh. Namun, pada tahun ini, sistem kompetisi kembali menggunakan sistem turnamen untuk menentukan juara Liga 1 Indonesia. Kompetisi dimulai dengan sistem kompetisi reguler dengan total 34 pertandingan untuk setiap timnya. Kemudian, peringkat 1--4 akan berlanjut ke Championship Series dengan sistem kandang dan tandang (home-away), baik babak semifinal maupun final. 

Persib seperti memilki honeymoon period jika liga digulirkan dengan format "turnamen" ini dan berhasil maju ke babak final. Dengan kata lain, Persib seakan-akan memiliki fisiologis sangat kuat untuk menjadi juara jika menggunakan sistem tersebut. Dari dua gelar liga yang diperoleh Persib, keduanya diraih ketika sistem liga Indonesia menggunakan format kompetisi seperti sekarang ini. Tahun 1994, Persib berhasil keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor 1-0. Lalu, tahun 2014, Persib kembali menjuarai liga Indonesia dengan format championship series setelah mengalahkan Persipura lewat adu penalti dengan skor 5-3 (2-2). Kondisi itu bisa menjadi motivasi psikologis bagi Bobotoh dan tentunya tim Persib untuk meraih gelar ke-3 di musim ini. 

Selain memiliki "honeymoon period", Persib pun ditunjang dengan berbagai hal teknis yang baik untuk meraih gelar juara musim ini. 

Pertama, konsistensi permainan Persib selama dinahkodai Bojan Hodak begitu impresif. Persib berhasil secara perlahan memperbaiki permainan, bahkan peringkatnya di tabel klasemen liga. Bojan membawa Persib menduduki peringkat 2 di kompetisi reguler setelah sempat terpuruk di zona degradasi pada awal kompetisi bergulir. Bodan Hojak pun berhasil memecahkan masalah kesuburan tim. Duet Ciro Alves dan David Da Silva berhasil dia sulap menjadi bomber tersubur liga dengan total 42 gol dari 65 gol yang dicaiptakan Persib pada musim ini. Artinya, duet Ciro-David Da Silva menyumbang 66% gol Persib musim ini. Dengan catatan 65 gol tersebut pun, Persib menjadi tim terproduktif musim ini. 

Kedua, minimnya pemain inti yang mengalami cedera dan terkena sanksi, serta step up-nya beberapa pemain pelapis Persib. Sampai babak semifinal championship series ini, Persib tidak kehilangan pemain inti karena cedera ataupun terkena sanksi larangan pertandingan. Kondisi pemain, seperti David Da Silva, Ciro, Klok, Dedi Kusnandar, Alberto, Nick, dan lainnya dapat dijaga dengan baik tingkat kebugarannya. Begitu pun tingkat kedisiplinan para pemain yang tinggi, sehingga terhindar dari sanksi. Selain itu, pemain pelapis pun berhasil menunjukkan kekompetitifan mereka kembali setiap dipercaya untuk bermain. Kita bisa melihat  performa apik Febri "Bow" Haryadi, Beckham Putra, bahkan Ryan Kurnia ketika bermain.    

Ketiga, sinergi semua elemen menjadi kunci kebangkitan tim. Setiap elemen yang terlibat dalam tim, seperti manajemen, pelatih, pemain, bahkan bobotoh, memiliki peranannya masing-masing dalam menjaga tren positif dan kebangkitan tim yang solid. Tim manajemen selalu berupaya memenuhi kebutuhan tim dengan baik, baik pembelian pemain, gaji, fasilitas, dan lainnya. Begitu pun tim pelatih dan pemain yang memiliki komitmen baik sebagai pemain profesional di lapangan. Tidak lupa dukungan (moril) Bobotoh yang sempat menepi beberapa laga sangat berpengaruh terhadap psikologi pemain saat bertanding. Sinergi inilah yang membuat Persib menjadi tim yang sangat lengkap dan diunggulkan untuk juara pada musim ini. 

Dengan sistem turnamen dan melenggang ke babak final Championship Series BRI Liga 1 Indonesia tahun ini, apakah pertanda Persib akan kembali juara liga musim ini? Kita tunggu akhir bulan ini siapa yang berhasil menjuarai BRI Liga 1 Indonesia musim 2023/2024 ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline