Si Hong berjalan kaki untuk cukur rambut yang berjarak kira-kira 3 km dari rumah Taman Kartini ke Tukang Cukur Sumatera di Jalan Dewi Sartika pada hari Sabtu, tanggal 04-11-2023. Biasanya untuk cukur rambut, Si Hong menggunakan motor bebek tak ber-plat nomor. Si Hong memilih jalan kaki sambil berolahraga dan menikmati udara sejuk di sore hari, karena daerah Kartini baru di guyur hujan.
Selang 15 menit, sampailah Si Hong di Tukang Cukur Sumatera, pas sebelahnya ada mobil Tinja lagi nyedot WC di kampung Sasak Noin Dewi Sartika yang padat penduduk, sampai-sampai panjang selang panjang sekali untuk mencapai lubang WCnya. Ditambah lagi motor-motor seliweran di Jalan Dewi Sartika, jadi ramai dan padat.
Si Hong duduk menunggu giliran untuk dicukur sambil menikmati Jalan Dewi Sartika yang padat dengan lalu-lalang orang, bisingnya mobil Tinja serta kepul-kepulan asap knalpotnya dan sekali-sekali bau aroma tinja tercium, sedap...
Kini, Si Hong giliran dicukur, dimana Tukang cukur sudah kenal Hong. Tukang cukur berkata kepada Si Hong, "gaya SBY ya pak".
Si Hong menjawab, "yes".
Kebetulan lampu listrik mati. Dengan cekatan, tukang cukur mencukur rambut Si Hong dengan memutar-mutar kursi cukur ke kanan kekiri supaya jelas kelihatan. Dalam waktu 10 menit, selesailah sudah Si Hong dicukur model SBY. Tapi mobil tinja belum juga selesai.
Si Hong dengan berjalan kaki menelusuri pinggir jalan ke arah Masjid sambil menuju Taman Kartini, tibalah di gerbang pintu masuk Kartini. Di pos Sekuriti ada 2 orang satpam dan tukang Mie Ayam dan seorang anak sedang makan mie. Anaknya saya kenal, tapi tidak tahu namanya dan keadaannya.
Untunglah saya berjalan kaki, jadi Si Hong bisa mengenal lebih dekat dengan pemuda tersebut. Si Hong berhenti sejenak dan mengobrol dengan pemuda tersebut. Dari obralan tersebut, Si Hong mengetahui nama pemuda itu. Ternyata dia bernama Kefi, berumur 20 tahun, anaknya ramah, tinggal di Kartini dekat pos Sekuriti. Yang cukup mengagetkan Si Hong adalah, kesehatan Fisik badannya.
Si Hong berjabatan tangan sama Kefi dengan tangan kanan, ternyata Kefi memegang dengan kencang sekali, lalu dengan tangan kirinya, ternyata genggaman tangan kiri tidak sekuat tangan kanan. Genggaman tangan kirinya lemah.
Yang tadi Si Hong hanya untuk salaman saja sama Kefi, jadi berkelanjutan untuk mengangkat tangan Kefi keatas lurus, dimana untuk tangan kanan Kefi bisa lurus, dilanjutkan dengan tangan kirinya, ternyata tangan kirinya tidak bisa lurus dan lemas.
Waduh... Si Hong nih kaya dokter syaraf saja, seperti lagi periksa pasien saja. Kemudian Si Hong menyuruh Kefi berdiri lurus, ternyata kefi tidak bisa berdiri tegak lurus, dan wajah Kefi pun tidak bisa simetris.
Lalu Si Hong menyuruh Kefi berolah raga dengan menggerakkan ke dua tangan ke atas selama 30 kali atau sebisanya setiap hari dan yang penting Kefi harus bergerak ringan jangan diam saja.