Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Bahasa Inggris di Media Sosial, Mengurangi Rasa Nasionalisme?

Diperbarui: 29 Januari 2016   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: msw.usc.edu"][/caption]

Trend menulis status galau-galauan, quote dari orang-orang ternama, hingga lirik lagu dengan menggunakan Bahasa Inggris sekarang sudah menjadi hal yang umum kita temui di berbagai macam media sosial. Keinginan untuk menulis sesuatu dengan menggunakan bahasa 'universal' ini sepertinya sudah menjadi sedikit gaya hidup manusia jaman sekarang, khususnya masyarakat di Indonesia.

Namun apakah tanggapan semua orang yang membaca penggunaan status Bahasa Inggris kita adalah positif atau bahkan negatif?

Sejujurnya, saya tidak dapat men-generalisasi pandangan semua orang terhadap penulisan status dengan menggunakan Bahasa Inggris tersebut. Namun saya mencoba untuk memberikan pandangan yang saya miliki mengenai hal ini.

"Mau so-soan ya pake Bahasa Inggris? Biar keliatan ikut budaya barat banget ya?"

Pada kasus saya, menulis status dengan Bahasa Inggris di media sosial dimaksudkan karena saat ini saya sedang mencoba untuk belajar Bahasa Inggris. Mengapa harus di media sosial? Tidak ditulis di buku pribadi saja?

Fungsi media sosial sendiri pada kehidupan saya adalah wadah dimana saya dapat berinteraksi dengan orang-orang dan mengambil manfaat dari penggunaan media itu sendiri. Setelah saya menulis status Bahasa Inggris, sejujurnya saya mencoba untuk mengumpulkan respon dari orang-orang yang membaca tulisan saya tersebut. Mengapa? Karena bila ada yang membalas, berarti pesan yang saya berikan sudah dapat dibaca oleh orang-orang. Logika nya, bila saya menulis Bahasa Inggris dengan "Amburadul" atau bisa dibilang 'engga jelas', kemungkinan tidak akan ada yang membalas karena mereka sendiri tidak paham dengan arti tulisannya. Hehehe... Selain itu, terkadang saya merasa menulis di media sosial menambah kepercayaan diri saya untuk bisa berbahasa Inggris. Karena saya sering mendengar kalimat ini dari guru-guru Bahasa Inggris saya dari jaman di bangku sekolah "Mau jago Bahasa Inggris itu kita harus percaya diri alias pede.."

Saya sendiri menyukai status orang-orang yang menggunakan Bahasa Inggris tanpa mengurangi rasa hormat saya untuk mencintai Bahasa Indonesia. Mengapa suka? Karena disitu saya dapat belajar Bahasa Inggris secara gratis! Saya berterima kasih dengan teman-teman yang terkadang meng-update status menggunakan Bahasa Inggris, karena saya terkadang mendapatkan kata-kata atau ungkapan baru dalam Bahasa Inggris. Menyukai Bahasa Inggris bukan berarti saya masuk kedalam budaya westernisasi loh ya!

Saat ini saya menyadari bahwa belajar Bahasa Inggris dirasa cukup penting sama dengan halnya menggunakan Bahasa Indonesia (Catatan: Bahasa Indonesia yang baik dan benar ya, bukan yang b41k dan b3n4r). Mengingat Indonesia saat ini sudah bisa bersaing dengan Negara-negara di dunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi anak-anak Indonesia di tingkat Internasional dan keterlibatan Indonesia dengan organisasi-organisasi Internasional semacam PBB, ASEAN, dan lainnya. Jadi, bisa berbahasa Inggris juga menjadi nilai plus buat kita. Coba bayangkan anda menjadi salah satu juara dalam kontes internasional dan anda diminta berbicara didepan orang-orang dari seluruh dunia tapi anda tidak bisa berbicara Bahasa Inggris? Ayolah, kita harus membuktikan pada dunia bahwa Indonesia itu negaranya orang-orang pintar dan mampu bersaing dengan orang-orang di seluruh dunia!

Walaupun pada pernyataan sebelumnya bahwa saya 'percaya diri' menggunakan Bahasa Inggris, saya tekankan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan rasa nasionalisme yang saya miliki.

Baiklah, saya kupas mengenai hubungan status pakai Bahasa Inggris dengan rasa Nasionalisme. Kata nasionalisme menurut Wikipedia (2016), memiliki makna "Satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline