Lihat ke Halaman Asli

For Every Woman

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

For Every WomanBy Nancy R. Smith, copyright 1973

For Every  Women who is tired of acting weak when she knows she is strong, there is a man who is tired of appearing strong when he feels vulnerable. For every women who is tired of acting dumb, there is a man who is burdened with the constant expectation of ‘’ knowing everything’’ For every women who is tired of being called ‘’ an emotional female,’’ there is a man who is denied the right to weep and to be gentle For every woman who is called unfeminine when she competes, there is a man for whom competition is the only way to prove his masculinity. For every woman who is tired of being a sex object, there is a man who must worry about his potency For every woman who feels ‘’tied down’’ by her children, there is a man who is denied the full pleasures of shared parenthood. For every woman who is denied meaningful employment or equal pay, there is a man who must bear  full financial responbility for another human being. For every woman who was not taught the intricacies of an automobile, there is a man who was not taught the satisfactions of cooking. For every woman who takes a step toward her own liberation, there is a man who finds the way to freedom has been made a little easier. Untuk Setiap Wanita yang bosan bertindak lemah ketika ia tahu bahwa ia kuat, ada orang yang bosan muncul kuat ketika ia merasa rentan. Untuk setiap perempuan yang lelah bertindak bodoh, ada orang yang dibebani dengan harapan konstan mengetahui segalanya'''' Untuk setiap perempuan yang bosan disebut''seorang perempuan emosional,''ada seorang pria yang ditolak haknya untuk menangis dan menjadi lembut Untuk setiap wanita yang disebut unfeminine ketika ia bersaing, ada seorang laki-laki untuk siapa kompetisi adalah satu-satunya cara untuk membuktikan maskulinitas-nya. Untuk setiap wanita yang lelah menjadi objek seks, ada seorang pria yang harus khawatir tentang potensi nya Untuk setiap wanita yang merasa''terikat''oleh anak-anaknya, ada orang yang ditolak kenikmatan penuh orangtua bersama. Untuk setiap wanita yang tidak bisa menikmati pekerjaan yang berarti atau upah yang sama, ada orang yang harus menanggung merespon keuangan penuh untuk manusia lain. Untuk setiap wanita yang tidak diajarkan seluk-beluk mobil, ada seorang pria yang tidak diajarkan kepuasan memasak. Untuk setiap wanita yang mengambil langkah menuju pembebasan sendiri, ada orang yang menemukan cara untuk kebebasan telah dibuat sedikit lebih mudah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline