Lihat ke Halaman Asli

Antara Konten yang Menarik dan Konten yang Reflektif

Diperbarui: 15 Mei 2024   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sekumpulan anak muda yang sedang memainkan media sosial menggunakan smartphone.(Dok. iStock/Nattakorn Maneerat)

Konten yang menarik pasti akan digandrungi pembaca atau penonton, jika itu ditayangkan di TV atau platform sosial media. Terutama konten-konten yang bersifat segera, atau yang lagi hangat dibicarakan.

Semua dilahap begitu cepat, agar tak kehilangan informasi, meskipun informasi itu juga pada akhirnya tak bersarang di kepala mereka. Orang merasa terpinggirkan dalam kehidupan, jika tak mendapatkan berita terbaru.

Berita-berita hoax bertebaran dan mudah sekali untuk dijangkau, hanya dengan sentuhan jari saja. Serta konten-konten yang dikemas menarik dan tidak memberi pesan reflektif apa pun.

Konten yang menarik atau yang bersifat informatif, juga membuat orang semakin jauh terpinggirkan meskipun tak separah orang-orang yang termakan hoax. Atas nama pengetahuan hari ini, semua orang justru tercerabut dari dunia reflektifnya.

Lalu mengapa konten-konten yang reflektif justru tenggelam di antara konten-konten yang menarik, informatif, serta hoax. Orang jadi merasa tak mendapatkan apa-apa dari konten omong kosong yang disebut reflektif.

Baik konten yang informatif dan yang reflektif, sama-sama memiliki perbedaan. Mungkin perbedaan itu sulit disadari oleh kita, atau mungkin kita tahu dan tak peduli tentang hal itu.

Konten yang bersifat informatif akan menawarkan informasi-informasi terkini. Berita selebriti terbaru, tips-tips sehari-hari, serta alat-alat teknologi terbarukan, yang semakin memudahkan kehidupan manusia.

sumber gambar. Facebook. How art you today. Sarang Bhagat.

Sedangkan konten yang reflektif seakan tenggelam dan terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin menjadi tidak menarik, karena terletak pada keabstrakkannya. Buat apa membaca atau menonton sesuatu yang sulit dijelaskan atau dijangkau.

Membahas tentang apa itu kebahagiaan, apa itu kehidupan, apa itu cinta, atau apa itu inti terdalam dari kehidupan manusia. Seakan membuat sebagian orang menjadi risi, serta mengatakan bahwa itu tidak perlu dipertanyakan ulang.

Martin Heidegger sang filsuf Jerman ini mengajak kita semua untuk berpikir reflektif. Agar keseharian kita tidak terjebak dalam banalitas kehidupan yang mengalir bagai banjir bandang. Arus begitu cepat dan dangkal untuk memuaskan dan mengisi kekosongan pada setiap diri manusia hari ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline