Lihat ke Halaman Asli

Cara Beternak a la Masyarakat NTT

Diperbarui: 19 Oktober 2023   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Babi Indukan. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Beternak di NTT merupakan suatu hal yang gampang-gampang susah. Mulai dari peternakan besar, peternakan kecil sampai beternak secara mandiri. 

Beternak mandiri, saya artikan sebagai beternak satu sampai dua atau tiga ekor saja. Permintaan terhadap daging babi begitu tinggi, dikutip dari Databoks. 

Kabupaten Kupang menempati peringkat pertama, diikuti kabupaten Timur Tengah Selatan dan kabupaten Ngada. Sapi dan kerbau menempati urutan dua dengan permintaan tertinggi. Dan tidak menutup kemungkinan permintaan akan daging babi, sapi, dan kerbau akan terus meningkat sepanjang tahun.

Saya coba mengangkat sudut pandang dari berternak secara mandiri. Jika kita berkunjung ke kabupaten Ngada, yang terletak pada pulau Flores. 

Maka kita akan mendapati bahwa di setiap rumah terdapat kandang babi, dua sampai tiga petak. Saya tidak terlalu tahu tentang kabupaten lain di NTT, apakah sama dengan cara beternak masyarakat Ngada. 

Beternak mandiri ini, dikelola secara perorangan atau bersama-sama keluarga. Jika memiliki tiga petak kandang, maka yang satu petak dijadikan tempat induk, dan dua sisanya dijadikan penggemukan. 

Sedangkan sapi atau kerbau dengan jumlah satu sampai dua ekor diikat saja pada sebatang besi pendek yang ditanam ke dalam tanah atau pohon, yang terletak di depan rumah, atau belakang rumah, atau di kebun.

Permintaan daging yang tinggi di kabupaten Ngada, disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain upacara adat, upacara keagamaan, dan syukuran-syukuran yang nyaris terjadi sepanjang tahun. 

Jadi bukan tingkat konsumsi yang tinggi pada restoran atau rumah makan. Oleh karena itu setiap keluarga wajib memelihara hewan ternaknya sendiri dan sudah menjadi hal yang pasti bahwa, setiap keluarga mengalami ketiga hal yang saya sebutkan di atas. 

Dengan anggapan, mereka tidak lagi membeli hewan ternak untuk berbagai keperluan serta lebih hemat akan biaya pengeluaran.

Namun ternyata beternak secara mandiri terkadang mengalami kesulitan, jika terjadi kekurangan. Misalkan ketiga hal di atas, upacara adat, keagamaan, dan syukuran terjadi dalam satu tahun itu, dialami oleh suatu keluarga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline