Lihat ke Halaman Asli

Sepotong Kalimat di Pulau Itu Hanya Sebutir Peluru

Diperbarui: 29 November 2016   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maafkan aku sodaraku kalo aku katakan sepotong kalimat itu hanyalah sebutir peluru ..... hanyalah sebutir mercon orang orang mencari cari siapa yang menembakkannya, siapa yang membantingnya. 

Makhluk seperti apakah mereka, raksasakah yang semakin meraksasa oleh demokrasi copy paste dan sistim ekonomi yang rohnya materialisme. yang melahap segala laba dan pundi pundi harta karun negri, di lautan, pantai patai, daratan, lembah, bukit dan gunung gunung Itu bukan kehendak orang seorang entah kuning coklat atau hitam tapi keniscayaan yang lahir dari cara kita bernegara ini. Sementara orang orang yang serba lemah, yang terlihat tetap ndeso dan rela miskin yang tak amuk walo terlempar ke ruang ruang sempit di sudut sudut sejarah. yang tak dikenali lagi perjuangannya di sekolah dan buku buku sebab selalu dituding tuding sumbang dan tak toleran 

Seorang sepuh dengan retorik yang menggetarkan. Wahai para raksasa jangan kalian terus teruskan, pandai pandailah menahan diri kekuatanmu itu bisa menjadi keserakahan yang tak tertandingi, maka jangan  kalian terus teruskan wahai orang orang yang dipemimpinkan, hiburlah orang orang lemah itu santunilah dengan ucapan, senyuman dan keputusanmu jangan kalian geser geser, jangan kalian serahkan semua jangan lagi kalian geser geser harta karun kekayaan negeri ini ke persaingan bebas demokrasi copy paste yang mulai bergerak ke wujud demokrasi korporasi yang kelak akan mampu membeli apa saja yang diingini yang kuat akan semakin kuat, yang lemah akan semakin lemah geliatnya seperti dua lempeng bumi, benturannya tak akan bisa diduga duga, tak akan bisa dihitung hitung oleh akal pikiran manusia kapan menjadi gempakapan menjadi tsunami kalo ada tsunami kecil pasti ada yang besar, yang lebih besar, yang lebih besar lagi 

Nasehat seorang sepuh dengan cintaku kepadamu aku ucapkan kata kataku hutung hitunglah kembali Ahok itu hanya sebutir peluru ... hanya sebutir mercon karena itu wahai orang orang yang sedang dipemimpinkan bertemulah untuk bermusyawarah. 

Maafkan sodara sodaraku jika aku cemas Salam ...... Salam ...... Salam

Selamat dan damai bagi kita semua.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline