Mungkin aku hanyalah wanita yang haus akan kasih sayang.
Di usiaku saat itu, yang sudah cukup untuk menikah tapi tak juga kutemukan seorang pasangan.
Disaat dalam penantian, ku pikir seseorang telah rela menjadi bagian dari separuh jiwaku.
Aku bahkan mengabaikan cintaku yang bersemi diperjalanan saat di perguruan tinggi.
Waktu demi waktu saat bekerja hingga menjelang pulang, kuhabiskan waktu bersama dengan nya setiap harinya.
Kupikir, kita adalah insan yang sudah saling dewasa. Tak perlu berucap kata aku cinta kamu, aku sayang kamu, layaknya anak remaja yang jatuh cinta.
Ya....aku bertemu dengan orang yang salah. Kamu memperlakukan ku begitu istimewa. Tak hanya diriku, orang terdekat di sekeliling ku bahkan turut merasakannya.
Tapi rupanya, aku bukanlah pilihanmu.
Hadirku hanya kau jadikan tameng atas kekosongan status mu.
Aku pun merasa, secara fisik memang tak mungkin menjadi idamannya. Aku jauh dari sempurna, jauh dari kata idaman. Seorang pria.