Lihat ke Halaman Asli

Cerita di Pangkuan Sandaran Tunggu Stasiun Kereta..

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sandaran tunggu terlarik panjang memangku ribuan macam obrolan, menopang kesabaran akan datangnya gelincir roda besi dari gerbong ekonomi perjalanan..

Aku disini dengan topi baretta yang itu lagi dan itu lagi, terus jadi penyaksi akan sikutan sibuk dari para memahluk yang tak bisa diam dalam khusyuk..

Kepulan candu asap rokok dari para lelaki yang tak pernah tahu aturan..

Lengking suara pengasong yang selalu gemetar akan usiran peluit keamanan..

Penjaga toilet umum yang sedang asyik menghitung tumpukan keping-keping uang recehan..

Gerombolan pengemis jalanan yang terus meratapi uluran tangan iba dari para pejalan..

Beberapa pasang mata yang terus mengintai sejuta kesempatan dalam kesempitan..

Gontaian langkah para pemulung yang tampak resah diantara tebaran sampah sisa-sisa buangan..

Sekawanan anak sekolah yang menikmati pelarian dari rumitnya pelajaran..

Juga beberapa security tataran yang masih tampak setia mengawasi segala macam ancaman...

Aku masih di sini dengan topi baretta yg itu lagi dan itu lagi, hanya terdiam dari amatan indera pada semua kejadian nyata yang
terpampang di depan mata..

Aku disini, di sandaran tunggu stasiun kereta....
Tg.Priok, Jakarta,270312




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline