Lihat ke Halaman Asli

Kritik Saudara dengan Cara Kasar; Kritik Orang Lain dengan Cara Halus

Diperbarui: 24 November 2016   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : https://i.ytimg.com/vi/7D5CsVAwVC0/maxresdefault.jpg

“Kalau dikritik, berarti sayang. Kan saudara.”

Capek deh. 

Saya sih bukannya tidak suka orang mengritik. Saya malah senang ada kritik datang. Itu berarti orang lain peduli. 

Hanya saja, saya tidak menyukai cara dalam menyampaikan kritik. 

Saya ragukan kalau saudara saya memang menyayangi seperti yang dia bilang. 

Bicara dengan rekan sejawat, atau dengan bawahan, malah bertolak belakang. 

Kata “tolong” selalu tidak pernah lepas dari perkataan. 

Beda terhadap saudara. 

Langsung to the point.

“Don, Sini.” (Ampun, tadi suruh tidur, sekarang malah suruh keluar kamar lagi datangi dia. Baru juga membaringkan diri di kasur.)

“Ambilkan piring …. “ (Saya memang anak bungsu di keluarga, tapi bukan berarti saya itu jongos. Kalau Ibu atau Ayah yang menyuruh, tanpa perkataan “tolong” pun tidak masalah, meskipun saya punya teman yang membiasakan mengucapkan “tolong” kepada istri dan anak-anaknya.)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline