Lihat ke Halaman Asli

Handsome in One Touch

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sewaktu SMA, aku adalah seseorang yang sangat minder dengan warna kulitku. Jika aku sedang bersama keluargaku, orang-orang akan mengira jika aku adalah pembantu. Sebenarnya berbagai usaha sudah aku lakukan hingga aku sangat lelah dan Mamaku bosan mengingatkan jika aku bukan seorang perempuan. Namun, tetap saja kulitku belum menjadi lebih putih satu tingkat pun. Karena usaha-usahaku tiada yang menunjukkan hasil aku berkesimpulan asal-asalan bahwa ini semua disebabkan oleh pekatnya kota Jakarta. Dan, itulah dasar mengapa aku sangat berhasrat untuk keluar dari Jakarta.

Entah ilham darimana, aku mendapatkan wahyu bahwa Yogyakarta adalah tempat yang tepat. Aku yakin Yogyakarta pasti akan lebih adem daripada Jakarta. Dalam bayanganku Yogyakarta adalah desa yang belum terlalu banyak industrinya. Walaupun banyak teman-temanku yang protes kalau Yogyakarta dibilang desa. Ya, tapi tetap saja saya yakin pasti lebih kondusif untuk memutihkan kulit. Contohnya kita bisa gunakan perbandingan polusi kendaraan alternatif jika di Jakarta adalah asap bajaj, di Yogyakarta itu kotoran kuda. Jelas lebih organik, lebih adem.

Alhamdulillah yaa, aku bisa meneruskan kuliahku di UGM. Cita-citaku untuk tinggal di Yogyakarta terwujud. Bayang-bayang diriku akan mirip seperti Nicolas Saputra begitu nyata tergambar dalam asa.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, artis-artis berganti pasangan. *eh

Kini dua tahun telah berlalu, dulu bermimpi jadi Nicolas Saputra namun apa daya jadinya malah Nicolas Anelka. Teman-temanku di Jakarta justru berkata bahwa aku lebih hitam dari sebelumnya. Tetapi, aku bukanlah seperti yang dulu, yang langsung minder ketika ada yang berkata jika aku hitam. Aku tidak kecewa dengan perkataan teman-temanku itu. Bukan suatu yang mengherankan jika aku tambah hitam karena begitu seringnya aku ke desa pelosok dengan naik motor untuk mengembangkan masyarakat. Menjelajah Gunung Merapi agar bisa membantu korban-korban. Berpanas-panasan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat. Aku merasa hidupku jauh lebih berharga daripada hanya untuk sekedar memikirkan penampilan. Untuk apa kulitku bersinar terang jika hatiku tidak memancarkan keindahan? Aku berfikir yang penting aku bisa berguna untuk sesama, penampilan hanyalah sebuah kulit yang tak menampakkan isinya.

Hingga suatu saat temanku berkata, “San, kamu boleh cuek. Tetapi inget, dengan kamu menghargai dirimu sendiri, kamu menghargai orang lain. Orang lain senang ketika melihat kamu itu juga ibadah.”

Makjleb!

Aku langsung merenungkan kata-kata itu. Betul juga, ketika aku mengamati diri sendiri, aku berfikir sepertinya aku tidak merawat pemberian Tuhan. Aku tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Bukankah semuanya harus seimbang? Tidak boleh kelewat ngerawat tapi juga tidak boleh kelewat cuek.

Aku mulai mencoba untuk kembali memperbaiki diri. Walaupun dengan agak pesimis kalau aku bisa lebih putih tetapi tetap kucoba agar bisa lebih bersih. Coba masker herbal, ehh pas lagi maskeran, malah diteriakin sama teman-teman kost. Mau coba kosmetik mahal, wahh rela gak makan berbulan-bulan nih? Tetapi, Tuhan memang selalu menunjukkan jalan orang yang tulus melakukan segalanya karena-Nya. Ketika sedang lelah berjibaku untuk membersihkan kulitku, aku terpaku ketika melihat temanku.

“Lahh dulu Dakochan kok sekarang jadi putihan?” aku bertanya-tanya.

Dengan mengendap-ngendap, aku menunggu dia untuk berada di tempat yang sepi karena malu lah kalau di tempat ramai aku nanya tips biar bisa jadi lebih bersih. Pasti pada mencela kalau kulitku memang sudah tidak bisa diapa-apakan.

“Hmm perasaan aku gak ketemu kamu cuma berapa hari deh, tapi kok bisa agak bersihan sih?” aku bertanya.

“Wahahaha, kamu ngiri yaa? Kamu mau? Sepertinya susah deh, kamu kan udah kodratnya.”

“Asem, gak kompak dih, dulu item bareng sekarang jadi putih juga harus bareng.”

“Wahh aku mau ngasih tau tapi rada ga enak e. Soalnya ini kosmetik mantep banget, harganya sesuai lah sama kualitasnya. Jadi untuk kondisi kantong kamu aku gak yakin deh.” Jawabnya sembari senyam-senyum ngeledek.

“Yailah, aku udah bosen nih item gini. Nanti kalo aku jadi putih, terus ada talent manager yang narik aku jadi artis juga nutup. Kamu juga aku tarik jadi pemeran cadangan deh, jadi pohon nomer 7 kayaknya cocok banget.” Jawabku dengan cengengesan.

“Gak berubah daridulu. Kamu unik banget. Orang jelek tapi narsis tuh cuma kamu sedunia. Tapi kasian juga sih ngeliat kamu, ya udah aku kasih tau. Aku kemarin itu make BB Creamnya Caring Colours. Mantep banget sumpah. Beda banget deh sama pemutih yang lain, gak ribet. Efeknya bener-bener nampol tapi nyaman di kulit.”

Wahhh tertarik nih, langsung aku mengecek ke Supermarket. Pas melihat harga, ternyata sama seperti uang makanku seminggu. Mau beli tapi masih kurang mantap karena harus berkorban seminggu tidak makan. Akhirnya, aku memutuskan untuk coba cari informasi lebih lanjut dulu di internet. Sebelumnya aku sudah tahu secara umum BB Cream ini sangat ampuh dalam menjadikan kulit wajah tampak halus, menutupi noda bekas jerawat dan noda kehitaman, kemudian meratakan warna kulit. Dari BB Cream ini ada 3 variant yaitu Everlast, Luminizing, dan Fair White. Everlast dengan oil-absorber nya untuk menetralisir minyak di wajah. Luminizing dengan kandungan Saccharomyces/Xylinum Black Tea  Ferment yang menjadikan wajah tampak lebih bercahaya dan ekstrak Pearl untuk anti-aging serta Vitamin E yang berfungsi sebagai anti oksidan. Dan Fair White,kandungan Whitening Complex dengan 9 Melanin Block-nya mampu menghambat melanin di 9 titik pembentukannya. Wajah pun tampak lebih putih dan cerah.

Dengan kebutuhan dan kondisi kulitku, aku memang paling tertarik dengan Fair White. Jadi aku memfokuskan untuk mencari info tentang BB Cream Fair White. Tidak lama aku berselancar di internet, aku mendapatkan pencerahan. Ternyata banyak sekali kandungan BB Cream Fair White yang memang sangat ampuh untuk memecahkan permasalahanku. Dan kandungan-kandungan ini sudah teruji klinis dengan riset laboratorium tingkat tinggi yang jarang dimiliki oleh produk lain. Kandungan-kandungan itu antara lain:

·Tourmaline adalah mineral alami multi-element dengan fiturterbesar yaitukemampuanTourmalinmemiliki0.06mAarus lemahpermanen,dan arusmelaluisaraf manusiadapatmeningkatkan sirkulasidarah.

·Squalane adalah sebuahhydrocarbon dan triterpene alami yang biasa dijadikan minyak pelembabberasaldarizaitun.Squalanesangathalus, mudahdiserapdan sangatkompatibeldenganminyak alamikulit.Squalane memiliki toksisitas akut rendah dan tidak menyebabkan iritansi pada konsentrasi yang digunakan dalam kosmetik.

·Bisabolol atau lebih formal α-(-)-bisabolol atau juga dikenal sebagai levomenol, adalah alkohol sesquiterpene alami monosiklik. Ini adalah minyak kental berwarna yang merupakan konstituen utama dari minyak esensial dari chamomile Jerman (Matricaria recutita) dan Myoporum grassifolium. Ini hampir tidak larut dalam air dan gliserin, tetapi juga larut dalam etanol.
Bisabolol memiliki aroma
bunga yang manisyang biasa digunakan dalam berbagai wewangian. Ini juga telah digunakan selama ratusan tahun dalam kosmetik karena sifatnya yang dapat menyembuhkan kulit. Bisabolol dikenal memiliki anti-iritasi, anti inflamasi dan anti-mikroba.

Selain itu, BB Cream Fair White juga mengandung Vitamin E dan UV Protection dengan SPF 25. Vitamin E memang sudah tidak diragukan lagi keampuhannya dalam dunia kecantikan yang berfungsi sebagai antioksidant. Ditambah lagi dengan UV Protection hingga SPF 25 yang sangat cocok dengan iklim tropis di Indonesia dan juga aktivitasku yang mengharuskan aku berpanas-panasan di bawah sinar matahari untuk mengabdi kepada masyarakat. Sehingga aku mantap untuk meminang BB Cream Fair White dengan bismillah dan membawanya kerumahku. Walaupun celengan kesayanganku harus kukorbankan demi bersihnya kulitku.

Memang BB Cream Fair White adalah kosmetik yang diciptakan untuk wanita dan mungkin tidak cocok untuk pria. Sebagaimana Dr Apratim Goel, yangmana seorang dermatolog, mengatakan hampir 25 persen tekstur kulit pria lebih tebal dari wanita, dan itulah alasan dasar mengapa salep atau krim wanita tidak akan bekerja efektif pada kulit mereka. Pernyataan ini diperkuat oleh Dr. Rashmi Shetty yang berkata krim perawatan wanita diciptakan dengan mempertimbangkan adanya perubahan hormonal dan tingkat sensitivitas, dan mungkin tidak banyak membantu dalam rezim perawatan kulit pria.

Tetapi, perkataan-perkataan para dokter itu tidak mampu mengubah semangat calon sarjana ini untuk membeli BB Cream Fair White yang memang sudah memiliki dasar yang kuat yaitu kandungannya yang sangat diyakini dan terbukti secara klinis dapat memberikan perubahan dalam kebersihan kulit. Tidak seperti para elit politik yang hanya mampu mengumbar janji. *eh

Singkat cerita, aku mampu membeli BB Cream Fair White dengan selamat. Masuk kost, kunci pintu biar teman kost tidak pada merendahkan kalau aku tidak akan jadi lebih bersih. Dan hal itu berlangsung hingga satu minggu. Secara rutin aku memakai BB Cream Fair White sesuai dengan aturan pakai. Hal itu tidak merepotkanku karena produk ini berbeda dengan produk-produk yang aku pakai sebelumnya dimana banyak sekali jenis yang harus aku pakai, dari mulai air mawar, pelembab, pembersih, blablabla. Repot! Tetapi jujur hasilnya sama sekali jauh dibawah BB Cream Fair White. Hanya seminggu setelah memakai produk ini teman-temanku mulai mendekati aku bukan hanya kalau mau meminjam catatan kuliah atau menagih hutang saja. Tetapi, karena minta wejangan tentang cara membersihkan kulit.

Tentu sangat senang dong. Itu semua bisa aku dapatkan hanya dalam satu minggu dan dengan cara yang tidak ribet. Nah, ini baru “Beauty in one touch” waduh maaf sepertinya rada kontroversial jika aku yang mengatakannya. Maaf juri boleh aku ganti statementnya dengan “Handsome in one touch” agar cocok denganku? Khusus nih untukku.

Yaa, intinya, dengan kepraktisan ini sangat mendukung aku dengan dan kebutuhanku. Aku ingat sekali dulu waktu SMP aku sering terlambat sekolah karena banyak kosmetik yang harus aku gunakan. Sehingga aku baru berangkat ketika Mamaku sudah teriak, “Sandi! Kamu itu cowo!”.

Terima kasih banyak BB Cream Fair White, kamu membuatku kembali optimis untuk kembali membuka lembaran-lembaran mimpi menjadi Nicolas Saputra.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline