Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yunus

Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Kemandirian Pesantren Sebuah Keniscayaan

Diperbarui: 23 Juli 2015   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berkunjung ke Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah di daerah Kab. Bogor, tepatnya di jalan menuju Lewiliang. Bersama Bapak Ahmad Ghazili dan saudara Alif. Ahmad Ghazali adalah ahli penerapan pertanian terpadu organik. Sedangkan Alif adalah mahasiswa Institute Pertanian Bogor fakultas Kehutanan semester 5.

Kunjungan ke pesantren Darul Falah adalah hasil dari pembicaraan dengan Ketua Dewan Pembina Prof. Dr. Ir. Abdul Aziz Darwis, MSc. Dimana pembicaraan meliputi berbagai persoalan pertanian masyarakat yang sampai saat ini masih berada dalam strata ekonomi yang rendah, sedangkan stata sosial bukan menjadi pilihan yang dapat dibanggakan.

Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa pertanian Indonesia dimulai dari kesalahan dalam bidang kebijakan yang telah lama. Hal ini membutuhkan keberanian pemerintah untuk memperbaiki kebijakan. Terutama memperbaiki penguatan potensi lokal menjadi pilar ketahanan pagan nasional.

Hidup bukan meratapi kesalahan, namun menjadikannya sebuah pembelajaran untuk unggul dan mampu menyelesaikan persoalan sendiri. Ini salah satu pesan beliau ketika berdialog panjang lebar tentang membangun kemandirian pangan untuk Indonesia. Langkah yang telah beliau tempuh adalah menjadi Pendiri Pesantren Pertanian Daarul Faalah yang menghasilkan santri yang memiliki keterampilan dalam berbagai sektor pertanian.

Untuk menjadikan pesantren Darul Falah mandiri, dengan prinsip menolong diri sendiri dan juga masyarakat, maka dicoba mengembangkan konsep Agro Tekno Park. Lahan Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah untuk mewujudkan itu seluas 16 Hektar lahan.

Langkah-langkah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis pertanian organik terpadu meliputi:

  1. Analisa daya dukung lahan, berupa topografi lahan dan kondisi lahan.
  2. Analisa daya dukung kebutuhan pondok pesantren. Hal ini produk yang dihasilkan dari pertanian organik berbasis agro tekno park harus mampu memenuhi kebutuhan pondok pesantren.
  3. Analisa ekonomi berupa biaya investasi, modal kerja dan juga pemasaran hasil. Hal ini menggunakan pendekatan ekonomi syariah. Menggunakan prinsip-prinsip akad muzhara'ah, istsisna, salam, mudharah, musyarakah. Penerapan ini menghilangkan biaya uang beruapa bunga pinjaman dan lainnya. Konsep ini dinamakan plasma syariah yang sebelumnya telah diterapkan di pertanian terpadu organik di sumatera barat.
  4. Implementasi penerapan untuk Agro Tekno Park yang membutuhkan waktu 3 tahun untuk sampai pada kemandirian dan juga menghasilkan keuntungan bagi Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor.

Bagian terpenting dalam kemandirian pondok pesantren tidak terlepas dari kemampuan untuk berjamaah. Menerapkan prinsip, filosofi dan etika shalat berjamaah dalam kehidupan nyata. Kemudian ditopang dengan prinsip ekonomi syariah berkeadilan dan kebersamaan.

Beberapa produk yang akan dikembangkan dan menjadi andalan Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah adalah:

  • Pupuk Organik Majemuk Lengkap
  • Sayuran Bayam, Kangkung, Kacang Panjang, Cabe
  • Pisang organik
  • Pepaya organik
  • Bibit Lokal Unggul Organik
  • Ikan Organik dan beberapa produk yang akan dikembangkan.

Dari Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah asa untuk kemandirian pangan berbasis organik dimulai dan semoga menjadi contoh bagi pondok pesantren lainnya dan juga pemerintah untuk menopang lewat kebijakan yang mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline