Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yunus

Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Menata do'a, Prinsip Pertama Sang Pemenang Pembelajar (2)

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya Ungkit Menata Do'a/ Dreaming

Sebuah nilai-nilai universal yang menjadi perekat utama dari sebuah komunitas makrokosmis dan mikrokosmis. Dalam buku law of attraction dan beberapa buku lainnya ada sebuah kekuatan mengapa seseorang itu mampu menata do'a/mendreaming sesuatu dan mewujudkkannya.

Salah satu hukum itu adalah hukum melayani. Inilah daya ungkit Bill Gates datang dengan konsep windowsnya untuk melayani pengguna computer sampai ke rumah-rumah. Kemudian daya ungkit spiritual mencintai yang melahirkan khalifah umar bin khattab mau memikul sendiri gandum untuk ibu yang mempunyai anak kelaparan. Kemudian daya ungkit kesamaan universal yang mampu melahirkan malcom x, dalai lama, mahatma Gandhi, soekarno-hatta.

Kedua daya ungkit emosional. Ketidak daya ungkit spiritual menggema pada saat dreaming maka kemuadian ada daya ungkit selanjutnya bernama emosional. Keberpihakan rasa yang menghunjam para pejuang, pelayan.

Ketiga daya ungkit Intelektual. Dorongan daya ungkit spiritual di dukung oleh daya ungkit emosional di padukan dengan daya ungkit intelektual. Penjabaran-penjabaran langkah penciptaan konsepsi visualisasi yang menggugah. Daya ungkit intelektual dapat kita lihat dari baginda Rasulullah Saw lewat pesan-pesan hadist beliau. Indonesia menggugat oleh Soekarno. Maen kaif oleh Adolt hitler walau itu adalah pembunahan. Kemudian Das Kapital kalr max, I Have a Dream yang disampaikan oleh Malcom X. Madilog karya Tan Malaka yang bernama Ibrahim.

Daya ungkit intelektual adalah sebuah gambaran utuh dari daya ungkit spiritual dan emosianal sang pemenang pembelajar. Melampaui daya ungkit lainnya yang menjadi dasar motivasi banyak kalangan baik dahulu maupun sampai sekarang.

dan Keempat daya ungkit materi/benda. Benda bergerak berdasarkan daya ungkit yang melekat ke dalam materi yang di dasarkan oleh daya ungkit spiritual, emosional dan intelektual. Sebuah pedang akan berbeda hasil yang di gunakan oleh mereka memilki daya ungkit spiritual, emosional dan intelektual. Pedang adalah sebuah simbolisasi materi dari sang pemenang pembelajar.

Contoh terbaik yang di gambarkan tentang dreaming adalah surge yang dinyatakan dalam beberapa kitab suci seperti Al-Qura’an dan juga beberapa dreaming lainnya seperti “khaira ummah”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline